JAKARTA, KOMPAS.com – Perdebatan mengenai daya tahan transmisi otomatis (AT) dibandingkan transmisi otomatis jenis Continuously Variable Transmission (CVT) masih sering mencuat di kalangan pengguna mobil.
Keduanya menawarkan kenyamanan berkendara, namun banyak pemilik kendaraan bertanya-tanya, mana yang sebenarnya lebih awet dalam pemakaian jangka panjang.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis Dokter Mobil, transmisi AT umumnya lebih tangguh menghadapi pemakaian keras dibanding CVT.
Baca juga: Diskon Motor Sport Honda Tembus Rp 6 Jutaan pada September 2025
“Secara konstruksi, AT lebih sederhana dan komponennya tahan banting. Kalau CVT itu sangat bergantung pada kondisi perawatan, oli transmisi, dan gaya berkendara pengemudi. Kalau salah perawatan sedikit saja, risikonya bisa langsung merusak sistem,” kata Lung Lung kepada Kompas.com, Sabtu (7/9/2025).
Ia menjelaskan, CVT memang lebih unggul dari segi kenyamanan karena perpindahan rasio gigi yang halus, namun ketahanannya sangat sensitif terhadap panas berlebih dan kebiasaan pengemudi yang sering menghentak pedal gas.
Sementara itu, transmisi AT cenderung lebih tahan terhadap beban tinggi, meski konsumsi bahan bakarnya relatif lebih boros.
Lebih lanjut, Lung Lung menekankan pentingnya disiplin dalam perawatan kedua jenis transmisi ini.
CVT membutuhkan penggantian oli lebih teratur dengan spesifikasi sesuai anjuran pabrikan. Sedangkan pada AT, meski lebih longgar, penggantian oli transmisi tetap tidak boleh diabaikan.
Baca juga: Cara Mudah Bayar Pajak Kendaraan Online, Bisa dari Rumah Tanpa Calo
“Kalau bicara jangka panjang, AT biasanya bisa lebih awet. CVT bisa sama awetnya, tapi syaratnya perawatan harus betul-betul dijaga,” ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini