Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Sindir Program Satelit Lampung, "Jalan Benerin Uy!"

Kompas.com - 04/06/2025, 15:17 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Program satelit luar angkasa Lampung-1 mendapat sorotan negatif dari sejumlah warganet yang menilai program tersebut tidak memperhatikan urgensi kebutuhan masyarakat Lampung.

Sindiran tersebut muncul di kolom komentar unggahan Instagram (IG) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal sejak Selasa (3/6/2025).

Kritik yang dilontarkan warganet mayoritas berfokus pada kondisi infrastruktur jalan di Lampung yang dinilai rusak.

Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga Cirebon Tebar Ikan Lele, Mancing, hingga Tanam Pohon Pisang

Selain kritik di media sosial, sejumlah warga yang ditemui di lapangan juga menyambut proyek tersebut dengan nada skeptis.

Ikhwanudin (37), seorang sopir truk, mengungkapkan harapannya agar Pemprov Lampung lebih memprioritaskan perbaikan jalan yang rusak.

"Lebih bagus benerin jalan dulu uy! Kita orang susah kalau ada order antar barang ke daerah," ujarnya.

Baca juga: Siap-siap Tagih Janji Walkot Jambi Maulana: 100 Hari Kerja, 101 Titik Jalan Rusak Diperbaiki

Ikhwanudin juga menyebutkan beberapa lokasi dengan kondisi jalan yang parah dan belum tersentuh perbaikan selama bertahun-tahun.

"Way Kanan, itu banyak jalan rusak. Terus Lampung Tengah, Tulang Bawang Barat. Kayaknya hampir semua jalan di Lampung rusak parah," tambahnya.

Tanggapan Gubernur

Menanggapi kritik tersebut, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menjelaskan,  program satelit Lampung-1 merupakan kerja sama strategis yang menjadi langkah awal transformasi menuju provinsi berteknologi tinggi.

"Satelit Lampung-1 mempunyai dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, khususnya petani di Provinsi Lampung, terutama dalam bidang pertanian dan kelautan," kata Mirza, sapaan akrabnya, dalam siaran pers.

Mirza menambahkan, teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) pada satelit tersebut dapat membantu pembangunan yang presisi, efisien, dan berbasis data.

"Dengan teknologi ini, kita tidak lagi meraba dalam perencanaan, melainkan bergerak berdasarkan peta kondisi nyata di lapangan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Merayakan Idul Adha dengan Burasa, Sajian Khas Pantai Timur Jambi Terancam Punah
Merayakan Idul Adha dengan Burasa, Sajian Khas Pantai Timur Jambi Terancam Punah
Regional
Pengerukan Alur Pulau Baai dari Pendangkalan Diprediksi Rampung Akhir Juni
Pengerukan Alur Pulau Baai dari Pendangkalan Diprediksi Rampung Akhir Juni
Regional
Pemerintah Pastikan Tambang Nikel Pulau Gag Legal, Eksplorasi Sudah Berlangsung 100 Tahun
Pemerintah Pastikan Tambang Nikel Pulau Gag Legal, Eksplorasi Sudah Berlangsung 100 Tahun
Regional
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Regional
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Regional
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Regional
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Regional
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Regional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Regional
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Regional
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Regional
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Regional
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau