Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Hilang di Atas KM Sabuk Nusantara Saat Berlayar ke Ambon, Keluarga Minta Pertanggungjawaban

Kompas.com - 08/06/2025, 13:41 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Icha Rastika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Seorang penumpang KM Sabuk Nusantara 87, Pelipus Taurwewar (59) dilaporkan hilang diduga terjatuh ke laut dari atas kapal yang ditumpanginya.

Peristiwa itu terjadi saat kapal tersebut sedang berlayar dari Pelabuhan Wulur, Kabupaten Maluku Barat Daya menuju Pelabuhan Gudang Arang, Kota Ambon pada Sabtu (7/6/2025).

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Yoga Putra Prima Setya mengatakan, informasi hilangnya penumpang di atas kapal tersebut dilaporkan salah satu keluarga korban kepada anggota polisi yang bertugas di Pelabuhan Gudang Arang Ambon.

"Anggota yang bertugas di Pelabuhan Gudang Arang mendapat informasi dari salah satu keluarga korban yakni Bapak Cada bahwa keluarganya Bapak Pelipus Taurwewar hilang di kapal saat perjalanan dari Wulur menuju kota Ambon dengan menggunakan KM Sabuk Nusantara 87," kata Yoga kepada Kompas.com, Minggu (8/6/2025).

Baca juga: Kapal Wisata Terbalik di Nusa Penida Bali, 77 WNA dan 12 WNI Berhasil Dievakuasi

Menurut Yoga, berdasarkan keterangan dari anak korban bernama Anita Taurwewar yang ikut berlayar dengan kapal tersebut, awalnya korban pergi meninggalkan tempat tidurnya pada Jumat (6/6/2025), pukul 07.00 WIT.

Setelah beranjak dari tempat tidurnya itu, korban tak juga kembali hingga Pukul 19.00 WIT malam.

Karena khawatir, anak korban lalu melapor kepada petugas di anjungan.

Selanjutnya, petugas menyampaikan pengumuman dan memanggil korban untuk segera menemui anaknya yang sedang menunggunya.

"Tapi setelah tiga kali pengumuman dan pemanggilan, korban tidak juga datang," ujarnya. 

Atas kejadian tersebut, Anita kemudian menghubungi keluarga yang di Ambon untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak kapal.

Baca juga: Kapal dari Pulau Enggano Kembali Berlayar Setelah Dua Minggu Tertahan, Angkut 6 Penumpang Sakit

Menurut Yoga, saat kapal bersandar di Pelabuhan Gudang Arang Ambon, anggota Polsek KPYS bersama Anggota KSOP Ambon dan pihak keluarga serta ABK KM Sabuk Nusantara 87 kembali menyisir setiap ruangan dan sudut kapal tetapi korban tak juga ditemukan.

"Sehingga nakhoda kapal bernisiatif untuk mempertemukan keluarga korban dan pihak kapal untuk mencari solusinya. Tapi dari pihak keluarga meminta pertanggungjawaban dari pihak kapal karna merasa ada kejanggalan atas hilangnya korban," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, AKP Arie Satria Putra yang dikonfirmasi terpisah mengaku pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

Menurutnya, kasus tersebut belum dilaporkan secara resmi ke Polsek Pelabuhan Ambon.

Meski begitu, pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi.

"Kita masih lakukan pemeriksaan awal. Belum ada laporan, tapi nanti kita arahkan keluarga buat laporan ke Polda," katanya.

Saat disinggung penyebab hilangnya korban karena terjatuh dari atas kapal tersebut, Arie mengaku bahwa penyebabnya masih disidiki.

"Sampai saat ini dari saksi-saksi yang kami periksa belum ada yang menjelaskan korban jatuh," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Regional
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Regional
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Regional
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Regional
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Regional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Regional
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Regional
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Regional
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Regional
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Regional
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Regional
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Regional
“Sangat Tidak Adil, Anak Saya Lumpuh, Pelakunya Hanya Disuruh Bersihkan Masjid”
“Sangat Tidak Adil, Anak Saya Lumpuh, Pelakunya Hanya Disuruh Bersihkan Masjid”
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau