Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tonggeret, Serangga yang Dianggap “Udang Terbang”, Sumber Protein Masyarakat Pegunungan Papua

Kompas.com - 08/06/2025, 11:55 WIB
Roberthus Yewen,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Tonggeret, serangga yang biasa dijumpai di pohon atau ranting, dengan ciri khas suara nyaring pada siang hari.

Tonggeret kerap menjadi penanda alam, yaitu saat perubahan musim, baik dari musim hujan ke kemarau maupun sebaliknya.

Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, Hari Suroto mengatakan, tonggeret makan dengan cara menusuk kulit pohon memakai mulutnya yang seperti jarum, kemudian menghisap zat-zat hara yang terdapat dalam pembuluh kulit pohon.

Baca juga: Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Oleh karena itu, serangga ini sehat untuk dikonsumsi manusia.

Tonggeret jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggetarkan lempengan yang disebut timbal, yang terletak pada perut mereka.

Tonggeret muncul bersuara sangat nyaring dan cukup lama. Badannya hijau, tetapi ketika tua warnanya menjadi kecoklatan dan setelah itu menghitam.

“Bagi sebagian orang, kehadiran dan suara serangga ini mengganggu. Tapi tidak demikian bagi masyarakat pegunungan Papua, mereka yang melihatnya sebagai 'udang terbang'. Tonggeret adalah sumber protein bagi masyarakat pegunungan Papua,” katanya dalam keterangan kepada Kompas.com, Minggu (8/6/2025).

Etnis yang makan tonggeret

Menurut Suroto, hanya etnis Moni (Kabupaten Puncak Jaya) tidak memakannya dan etnis Dani (Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya) juga kurang biasa dengan makanan ini, sedangkan etnis Ngalum (Okbibab dan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang) sangat menyukainya.

Suroto menyampaikan, etnis Mee di sekitar Danau Wissel, mereka membedakan berbagai jenis tonggeret berdasarkan besarnya dan bunyinya, yaitu waine, kegaitege, pepatege, uwaitege dan ditege yang semua mereka makan.

Namun, yang paling enak bagi mereka adalah waine.

“Tonggeret mudah ditemukan di hutan dan pekarangan rumah, paling banyak muncul pada bulan September hingga Desember.Serangga ini rasanya sangat gurih dan enak dijadikan sebagai sajian lauk sederhana,” ungkapnya.

Baca juga: Belalang Ranting Putih di Situs Megalitik Tutari Papua, Satwa Endemik yang Dilukiskan di Batu 1.300 Tahun Lalu

Diperlukan kecerdikan

Meski enak, kata Suroto, untuk beberapa orang yang alergi makan serangga, tidak dianjurkan untuk mencobanya.

Untuk menangkap tonggeret, diperlukan kecerdikan dengan cara mendengar dari mana arah suara.

“Cara menangkap tonggeret sangat mudah, yakni menggunakan perekat yang dibuat dari bahan getah pohon nangka atau sukun, tapi kalau malam cukup digetarkan pohonnya, tonggeret sudah jatuh sendiri,” katanya.

Dia mengatakan, tonggeret dapat digoreng atau dipanggang di perapian hingga matang.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Kisah Zahra Amalina, dari Sering Diremehkan hingga Jadi CEO di Industri Kreatif
Regional
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Kondisi Macan Tutul yang Diselamatkan di Serang: Sehat tapi Ada Perubahan Perilaku
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Pulau Gag Raja Ampat Minta Penambangan Nikel Tidak Ditutup
Regional
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Sejarah Eksplorasi Nikel di Pulau Gag Raja Ampat, Dimulai Belanda pada 1920
Regional
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Dedi Mulyadi Desak Majalengka Percepat Penguatan SDM untuk Kawasan Rebana
Regional
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Daya Tarik Pantai Menganti: Jetski, Speedboat, hingga Keindahan Alam
Regional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Doa Bersama di Astana Giribangun, Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Regional
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Aipda PS Ditahan, Diduga Cabuli Korban Pemerkosaan di Kantor Polisi
Regional
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Cuaca Ekstrem, Ambon Alami Longsor di 22 Titik dan Banjir
Regional
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Gubernur Papua Barat Daya Sebut Laut Pulau Gag Tempat Tambang Nikel di Raja Ampat Masih Biru
Regional
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Macan Tutul Jawa yang Resahkan Warga Serang Berhasil Dievakuasi, Kini Diobservasi di TSI Bogor
Regional
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Diupah Rp 100 Ribu, Residivis Sabu Bobol Konter Hp di Bangkalan
Regional
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Ribuan Pengunjung Ramaikan Festival Balon Udara di Tulungagung 2025
Regional
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Tenggelam di Pantai Aceh Utara, 2 Anak Dilarikan ke RSUCM, Begini Kondisinya
Regional
“Sangat Tidak Adil, Anak Saya Lumpuh, Pelakunya Hanya Disuruh Bersihkan Masjid”
“Sangat Tidak Adil, Anak Saya Lumpuh, Pelakunya Hanya Disuruh Bersihkan Masjid”
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau