JAYAPURA, KOMPAS.com - Tonggeret, serangga yang biasa dijumpai di pohon atau ranting, dengan ciri khas suara nyaring pada siang hari.
Tonggeret kerap menjadi penanda alam, yaitu saat perubahan musim, baik dari musim hujan ke kemarau maupun sebaliknya.
Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, Hari Suroto mengatakan, tonggeret makan dengan cara menusuk kulit pohon memakai mulutnya yang seperti jarum, kemudian menghisap zat-zat hara yang terdapat dalam pembuluh kulit pohon.
Baca juga: Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...
Oleh karena itu, serangga ini sehat untuk dikonsumsi manusia.
Tonggeret jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggetarkan lempengan yang disebut timbal, yang terletak pada perut mereka.
Tonggeret muncul bersuara sangat nyaring dan cukup lama. Badannya hijau, tetapi ketika tua warnanya menjadi kecoklatan dan setelah itu menghitam.
“Bagi sebagian orang, kehadiran dan suara serangga ini mengganggu. Tapi tidak demikian bagi masyarakat pegunungan Papua, mereka yang melihatnya sebagai 'udang terbang'. Tonggeret adalah sumber protein bagi masyarakat pegunungan Papua,” katanya dalam keterangan kepada Kompas.com, Minggu (8/6/2025).
Menurut Suroto, hanya etnis Moni (Kabupaten Puncak Jaya) tidak memakannya dan etnis Dani (Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya) juga kurang biasa dengan makanan ini, sedangkan etnis Ngalum (Okbibab dan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang) sangat menyukainya.
Suroto menyampaikan, etnis Mee di sekitar Danau Wissel, mereka membedakan berbagai jenis tonggeret berdasarkan besarnya dan bunyinya, yaitu waine, kegaitege, pepatege, uwaitege dan ditege yang semua mereka makan.
Namun, yang paling enak bagi mereka adalah waine.
“Tonggeret mudah ditemukan di hutan dan pekarangan rumah, paling banyak muncul pada bulan September hingga Desember.Serangga ini rasanya sangat gurih dan enak dijadikan sebagai sajian lauk sederhana,” ungkapnya.
Meski enak, kata Suroto, untuk beberapa orang yang alergi makan serangga, tidak dianjurkan untuk mencobanya.
Untuk menangkap tonggeret, diperlukan kecerdikan dengan cara mendengar dari mana arah suara.
“Cara menangkap tonggeret sangat mudah, yakni menggunakan perekat yang dibuat dari bahan getah pohon nangka atau sukun, tapi kalau malam cukup digetarkan pohonnya, tonggeret sudah jatuh sendiri,” katanya.
Dia mengatakan, tonggeret dapat digoreng atau dipanggang di perapian hingga matang.