SUMENEP, KOMPAS.com – Campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tidak hanya menyebar luas, tetapi juga menyebabkan kematian.
Sejak Februari hingga akhir Juli 2025, empat penderita campak dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit ini.
“Yang kemarin itu, sampai dengan 28 Juli 4 kasus kematian,” kata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, Rabu (6/8/2025).
Baca juga: Kasus Campak di Sumenep Meningkat Capai 800 Orang, Rata-rata Penderita Balita
Syamsuri mengatakan, korban umumnya meninggal saat dirawat di rumah sakit karena mengalami komplikasi.
“Rata-rata korban meninggal di rumah sakit, ya mungkin karena ada komplikasi,” katanya.
Mantan Kepala Puskesmas Pandian itu mengatakan, penanganan yang terlambat bisa memperburuk kondisi pasien.
Terlebih, jika mengarah pada pneumonia atau diare.
Hal yang mengejutkan, sebagian besar penderita campak sudah pernah mendapat imunisasi.
“Rata-rata yang terserang campak sudah terimunisasi,” ujar Syamsuri.
Baca juga: Suspek Campak di Pohuwato Meningkat, Dinkes Gorontalo: Banyak Anak Tak Diimunisasi
Sejak Februari hingga Juli 2025, lebih dari 800 warga Sumenep tercatat terserang campak.
Sebagian besar penderita adalah anak usia satu hingga empat tahun. “Sekitar 52 persen penderita adalah anak usia satu sampai empat tahun,” ujarnya.
Jenis campak yang ditemukan adalah tipe umum, yaitu campak morbili atau measles.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang