Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Alumni STKIP Al Hikmah Surabaya yang Ijazahnya Ditahan, Berawal dari Terima Beasiswa, Berakhir Sulit Mencari Kerja

Kompas.com - 25/08/2025, 16:27 WIB
Azwa Safrina,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus penahanan ijazah kembali terjadi di Surabaya.

Kali ini, dialami oleh ratusan alumni Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al Hikmah Surabaya.

Para korban merupakan penerima beasiswa STKIP Al Hikmah, mulai dari angkatan 2014 hingga 2025.

Pada Selasa (13/8/25), 20 korban mendatangi Rumah Aspirasi untuk menyampaikan perkara tersebut kepada Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.

Baca juga: UGM Buka Suara Soal Pidana Pemalsuan Ijazah dan Cara Pembuktiannya

Pria yang akrab disapa Cak Ji itu pun akhirnya melakukan mediasi dengan pihak kampus dan 20 korban yang hadir pada Jumat (22/8/2025).

Salah satu korban, Naedha (25) mengatakan bahwa saat penandatanganan kontrak beasiswa, terdapat salah satu klausul yang mewajibkan alumni untuk melakukan pengabdian mengajar dengan sekolah mitra STKIP Al Hikmah selama dua tahun.

Namun, pada tahun 2019, tiba-tiba pihak STKIP Al Hikmah mengubah aturan wajib pengabdian menjadi enam tahun tanpa adanya pemberitahuan yang jelas.

“Nah, sedangkan realitanya banyak mahasiswa yang belum dapat penempatan kerja dari STKIP. Jadinya banyak yang menganggur. Tapi ijazah ditahan, jadinya enggak bisa cari kerja,” kata Naedha saat dikonfirmasi Kompas.com.

Sementara itu, dokumen ijazah asli para alumni masih harus ditahan sampai menuntaskan kewajiban pengabdian tersebut.

“Sehingga banyak dari kami yang putus kuliah, molor kuliah, bahkan juga mencari kerja sebisa mungkin untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu pengabdian,” tuturnya.

Baca juga: Pemkot Malang Ancam Tutup Panti Pijat AMS Buntut Penahanan Ijazah

Naedha mengungkapkan bahwa sebagian besar alumni dari angkatan pertama hingga saat ini belum dapat menerima dokumen ijazah asli.

“Sebenarnya korbannya ada 100 lebih, cuma sebagian besar itu dari luar Surabaya, ada yang dari Probolinggo, Blora, ada yang dari Jawa Tengah, Jawa Barat juga. Jadi hanya kami yang mewakilkan, tapi nantinya kami akan tetap mengawal teman-teman semua sampai tuntas,” paparnya.

Pihaknya juga sudah beberapa kali mencoba mendiskusikan hal tersebut dengan pihak kampus.

Namun, ruang diskusi tidak pernah dibuka.

“Terakhir kami diminta mengisi Google Form, oke sudah kami isi, tapi sampai sekarang hasil keputusan rapatnya seperti apa, terus jadinya kejelasannya ini bagaimana, itu tidak pernah disampaikan ke kami,” ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
3 Bulan, Koperasi Merah Putih di Sumenep Belum Punya Stempel
3 Bulan, Koperasi Merah Putih di Sumenep Belum Punya Stempel
Surabaya
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Bahagianya Iswahyudi yang Dulu Harus Ngungsi ke Rumah Nenek saat Hujan, Rumah Reyotnya Dibongkar dan Dibangun TNI
Surabaya
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Mantan Bupati Situbondo Karna Suswandi Divonis Penjara 6 Tahun 6 Bulan
Surabaya
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Jenazah Pria dengan Mata Tertutup Ditemukan di Sampang Tanpa Identitas
Surabaya
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Banjir Lahar Gunung Semeru Tak Halangi Cinta Bahrul Ulum
Surabaya
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Perjuangan Siswa di Sumberlangsep Lumajang, Turuni Tangga dan Digendong Orang Tua Seberangi Banjir Lahar agar Bisa Sekolah
Surabaya
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Banjir Lumajang Surut, Warga Kutorenon Mulai Bersihkan Rumah
Surabaya
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Hasil Laboratorium Tidak Ditemukan Bakteri di Menu MBG, Satgas MBG Magetan Perintahkan SPPG Jaga Kebersihan Alat Masak
Surabaya
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Jalur Mandoran–Plaosan di Magetan Kembali Memakan Korban, Pengendara Motor Tewas
Surabaya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Terdesak Kebutuhan Hidup, Pasutri di Magetan Nekat Curi Motor Ibu Kandungnya
Surabaya
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Balita Tewas Tenggelam di Banyuwangi Park saat Ditinggal Orang Tua
Surabaya
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Satu Rumah di Pasuruan Tertimpa Tanah Longsor, Seluruh Penghuni Terluka
Surabaya
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Siswa SD dan Guru Masih Telantar, DPRD Pamekasan Usulkan Penambahan Tenda Darurat
Surabaya
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Banjir Setinggi 1,5 Meter Rendam Rumah Warga di Lumajang
Surabaya
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Dipukul Ibunya karena Tak Mau Bereskan Tempat Tidur, Remaja di Malang Malah Lapor Polisi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau