SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya mengecek kondisi saluran Banyu Urip dan Sungai Kalimas. Ini dilakukan merespons kemunculan ikan ke permukaan dalam beberapa hari terakhir.
Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan, telah menerjunkan tim untuk mengukur kualitas air, seperti Dissolved Oxygen (DO), pH, Total Dissolved Solids (TSD) dan suhu.
Dedik mengatakan, fenomena ikan mengalami stres hingga naik ke permukaan tersebut, kerap terjadi ketika memasuki peralihan musim panas ke hujan.
Baca juga: Mengenal Kampung Lontong Banyu Urip Surabaya, Dulu Dikenal Sentral Penghasil Tempe
Ia mengungkapkan, hal tersebut terjadi karena adanya perubahan kualitas air secara drastis sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem perairan di saluran Banyu Urip dan Sungai Kalimas.
“Kuat dugaan penyebab kejadian (ikan naik ke permukaan) ini adalah penurunan drastis kadar oksigen terlarut (DO) dalam air sungai,” kata Dedik, ketika dikonfirmasi, Kamis (30/10/2025).
Saat ini, kata dia, DLH Surabaya telah mengambil sampel air di kedua sungai tersebut. Hasilnya, kadar DO-nya hanya mencapai 1,5 sedangkan standar idealnya adalah 3.
“Kami sudah melakukan uji laboratorium dan hasilnya kadar DO-nya sangat rendah,” ucapnya.
Baca juga: DLH Surabaya Ungkap Penyebab Fenomena Ikan Mabuk di Sungai Banyu Urip dan Kalimas
Dedik menyebut, pihaknya akan terus memantau kualitas air secara berkelanjutan, serta menyiapkan sejumlah langkah mitigasi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan ekosistem sungai.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah, khususnya sampah rumah tangga dan limbah lainnya, ke sungai. Kebersihan sungai adalah tanggung jawab kita bersama," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang