Jenius AI Bergaji Selangit Ramai-ramai Mundur dari Lab AI Meta

Kompas.com - Diperbarui 03/09/2025, 09:59 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meta meresmikan proyek ambisius bernama Meta Superintelligence Lab (MSL) pada akhir Juni lalu.

MSL merupakan laboratorium riset yang digadang-gadang akan membawa perusahaan mendekati era kecerdasan buatan supercanggih atau artificial general intelligence (AGI).

CEO Meta Mark Zuckerberg pun merekrut, bahkan membajak sejumlah peneliti dan ahli AI untuk membangun tim AI "elite" di MSL.

Ambisi Meta untuk mencapai AGI dan menjadi pemain utama di industri AI itu tampaknya tak berjalan semulus yang diharapkan.

Pasalnya, kini, sejumlah peneliti top yang semula berhasil direkrut dengan tawaran gaji selangit justru memilih mundur.

Baca juga: Para Jenius AI Apple Makin Terkuras gara-gara Ambisi Mark Zuckerberg

Menurut laporan outlet media Wired, setidaknya tiga peneliti AI telah mengundurkan diri dalam dua bulan terakhir. Mereka adalah Avi Verma, Ethan Knight, dan Rishabh Agarwal.

Verma sendiri sebelumnya diketahui bekerja di OpenAI, sebelum pindah ke Meta. Namun, kini, Verma dilaporkan memilih kembali lagi ke OpenAI.

Sementara Ethan Knight, yang juga pernah berkarier di OpenAI dan xAI milik Elon Musk, turut kembali ke OpenAI setelah hanya sebentar di Meta.

Rishabh Agarwal yang bergabung dengan Meta pada April lalu mengumumkan di platform X bahwa ia juga mundur.

“Sulit rasanya untuk tidak melanjutkan di Superintelligence Lab, apalagi dengan banyaknya talenta hebat dan sumber daya yang besar. Tapi setelah lebih dari tujuh tahun bekerja di Google Brain, DeepMind, dan Meta, saya ingin mencoba tantangan baru,” tulis Agarwal.

Baca juga: Zuckerberg Memburu Jenius AI, Habiskan Triliunan Rupiah demi Tim Elit Superintelligence

Dalam pernyataannya, Agarwal menambahkan bahwa meski waktunya singkat di Meta, ia dan tim sempat mendorong sejumlah terobosan di bidang riset AI.

Mereka bereksperimen dengan cara-cara baru melatih model agar bisa “berpikir” lebih baik, mulai dari penggunaan data sintetis untuk mempercepat proses belajar, hingga teknik penyempurnaan model supaya hasilnya lebih efisien dan mendekati performa model kelas atas seperti DeepSeek-R1.

Agarwal menutup pesannya dengan menyebutkan apresiasi untuk rekan-rekan satu tim yang telah bekerja bersamanya.

Tidak hanya itu, Meta juga kehilangan salah satu pemimpin di tim AI mereka. Chaya Nayak, Direktur Manajemen Produk AI Generatif, memilih keluar dan bergabung dengan OpenAI untuk menangani proyek khusus.

Meta melalui juru bicaranya, Dave Arnold, menanggapi fenomena ini dengan menyebutnya hal yang wajar dalam proses perekrutan besar-besaran.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau