Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Aktivitas yang Memicu Kebakaran di Gunung, Jangan Dilakukan

Kompas.com - 22/09/2023, 13:59 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Satu hal yang harus diperhatikan para pendaki gunung pada musim kemarau adalah, kondisi yang rawan kebakaran hutan.

Sejumlah gunung di Indonesia sempat dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau 2023 ini.

Beberapa di antaranya adalah Andong, Rinjani, Sumbing, Arjuno-Welirang, dan Bromo yang dilalap si jago merah.

Baca juga: Pasca-kebakaran, Pemulihan Ekosistem di Bromo Perlu Biaya Rp 3,5 Miliar

Oleh karena itu saat naik gunung, para pendaki harus menghindari hal-hal atau aktivitas yang menyebabkan kebakaran hutan.

Itu karena api yang kecil bisa menimbulkan kebakaran besar saat membakar rerumputan kering.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Aktivitas yang memicu kebakaran di gunung

Meski kebakaran hutan bisa disebabkan oleh gesekan antarranting yang kering, pendaki tetap harus berusaha mencegah kebakaran hutan.

Salah satu caranya adalah menghindari aktivitas yang memicu kebakaran di gunung, yakni sebagai berikut:

1. Membuat api unggun

Api unggun dilarang di kebanyakan gunung, terlebih saat musim kemarau yang kering. Alasannya adalah, api unggun rawan menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Api unggun adalah reaksi eksotermik yang melepaskan kalor ke lingkungan, membuat sistem (api unggun) terasa panas daripada sekitarnya. pixabay.com Api unggun adalah reaksi eksotermik yang melepaskan kalor ke lingkungan, membuat sistem (api unggun) terasa panas daripada sekitarnya.

Bara api yang terbawa angin dan kemudian jatuh ke rerumputan kering, bisa menyebabkan kebakaran besar.

Baca juga: Antisipasi Kebakaran, Pendakian 2 Gunung di Jateng Tutup Sementara

Agar tidak kedinginan, pendaki bisa membawa perlengkapan standar pendakian, seperti tenda, jaket tebal, dan sleeping bag.

2. Membuang puntung rokok yang masih menyala

Pendaki yang merupakan perokok aktif, harus berhati-hati agar tidak menyebabkan kebakaran hutan.

Ilustrasi puntung rokokPixabay/AbsolutVision Ilustrasi puntung rokok

Caranya adalah tidak membuang puntung rokok sembarang, apalagi yang masih menyala. Selain mengotori alam, hal ini bisa menyebabkan kebakaran hutan.

Rokok yang sudah habis bisa dimatikan, kemudian puntungnya dibuang di asbak portabel, biasanya berupa botol kaca.

3. Kurang hati-hati saat memasak

Memasak adalah salah satu aktivitas di gunung yang menimbulkan api. Apabila tidak berhati-hati, memasak bisa menyebabkan kebakaran.

Ilustrasi masakan Korea dimasak di atas kompor portabel. PEXELS/MARKUS WINKLER Ilustrasi masakan Korea dimasak di atas kompor portabel.

Agar memasak tetap aman, lakukan dengan kompor portabel. Cek juga kondisi kompor dan gas supaya api yang ditimbulkan tidak menyebar dan menyebabkan kebakaran.

4. Membawa sejenis petasan, kembang api, dan flare

Benda-benda semacam petasan, kembang api, dan flare, dilarang dibawa apalagi dinyalakan saat mendaki gunung.

Tim gabungan saat melakukan pemadaman kebakaran di kawasan BB TNBTS akibat flare yang dibawa pasangan preweding, Selasa (5/9/2023).Dok. BB TNBTS Tim gabungan saat melakukan pemadaman kebakaran di kawasan BB TNBTS akibat flare yang dibawa pasangan preweding, Selasa (5/9/2023).

Itu karena benda-benda tersebut rawan kebakaran karena mengandung mesiu. Apabila sampai api mengenai rumput kering, maka bisa menyebabkan kebakaran seperti yang terjadi di Gunung Bromo.

5. Menggunakan obor sebagai penerangan

Hal ini mungkin sudah jarang ditemukan pada era semacam ini. Namun, jangan sekali-kali menggunakan obor untuk penerangan saat mendaki pada malam hari karena rawan menyebabkan kebakaran.

Pada zaman sekarang, sudah ada banyak senter atau headlamp yang lebih ringkas dan tidak menimbulkan api.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau