Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerbang Neraka di Turkmenistan, dari Kecelakaan Jadi Daya Tarik Wisata

Kompas.com - 10/09/2024, 09:09 WIB
Aska Bagus Aldika,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber CNN TRAVEL

KOMPAS.com – Sekitar 50 tahun yang lalu ketika eksplorasi Soviet mengebor gas alam di Turkmenistan, mereka telah mengalami kecelakaan yang memicu terbentuknya lubang raksasa terbakar.

Meski awalnya merupakan kecelakaan, lubang terbakar itu sekarang menjadi pemandangan yang paling di cari.

Mengutip dari laman CNN Travel, tempat wisata ini disebut juga Gate of Hell dan Shining Karakum atau Gerbang Neraka dan Karakum Bersinar.

Baca juga: Bikin Perjalanan Makin Nyaman, Ini 3 Tip Sewa Mobil Aman Saat Liburan di Bali

Fenomena ini disebabkan oleh api berbahan metana yang keluar dari sejumlah celah di sepanjang dasar dan dinding kawah. Panasnya dapat dirasakan ketika berdiri di sekitar bibir kawah.

Kawah berapi ini menjadi daya tarik wisata negara ini karena memiliki pemandangan yang sangat dramatis pada malam hari, sementara lidah api berkobar di bawah langit berbintang.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Melihat Darvaza pada malam hari menjadi pengalaman magis, dengan kobaran api besar yang tampak jelas di tengah kegelapan padang pasir, membuat wisatawan merasa seolah-olah berada di gerbang menuju neraka.

Selain kawah utama, ada dua kawah lain yang terbentuk akibat pengeboran gagal, tetapi tidak se-spektakuler Darvaza.

Kawah Darvaza ini terletak di antara dua bukit pasir dan berbatu di Bagian terpencil Gurun Karakum yang kurang lebih membutuhkan sekitar empat jam perjalanan ke utara Ashgabat, ibu kota Turkmenistan.

Tempat ini hanya bisa dicapai dengan kendaraan roda empat karena kondisi jalan yang kasar dan berpasir.

Baca juga: 6 Kesalahan Tamu Hotel Saat Menginap yang Sering Terjadi

Ketika para wisatawan pertama kali mulai berduyun-duyun ke Darvaza, tidak ada layanan atau fasilitas pengunjung, dan Anda harus membawa semua yang Anda butuhkan untuk bermalam.

Namun, saat ini sudah tersedia tiga kamp permanen dengan akomodasi semalam di tenda, serta makanan dan transportasi bermotor ke tepi kawah bagi mereka yang tidak ingin berjalan kaki.

Dikutip dari laman CNN Travel, Kawah ini memiliki lebar sekitar 230 kaki (70 meter) dan kedalaman 100 kaki (30 meter) dengan dinding vertikal yang menurun tajam ke dalam bidang puing-puing berbatu yang tersebar di bagian bawah.

Baca juga: Bandara Internasional Komodo Terus Benahi Layanan untuk Kenyamanan Wisatawan

Pada tahun 2018, untuk mencegah para wisatawan berada terlalu dekat dengan lubang reruntuhan, dibuatlah pagar pengaman untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.

“Ini adalah goa gas yang runtuh, yang kedengarannya sama menariknya dengan oven gas tua,” kata penulis Ged Gillmore, yang menulis tentang kawah ini dalam Stans By Me: A Whirlwind Tour Through Central Asia.

Gerbang Neraka misterius di kawasan Padang Pasir Karakum, Turkmenistan. Asal usul terbentuknya Kawah Darvaza dengan api yang berkobar selama puluhan tahun ini masih misteri. GETTY IMAGES VIA BBC INDONESIA Gerbang Neraka misterius di kawasan Padang Pasir Karakum, Turkmenistan. Asal usul terbentuknya Kawah Darvaza dengan api yang berkobar selama puluhan tahun ini masih misteri.

Gerbang neraka yang diprediksi akan padam

Kawah Darvaza di Turkmenistan mungkin tidak akan bertahan lama karena pemerintah setempat telah mempertimbangkan untuk menutupnya.

Para pengunjung yang sudah pernah datang pada masa lalu, juga melaporkan bahwa kobaran apinya kini jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

“Menurut saya, api hanya berkobar sekitar 40 persen dari tingkat yang pertama kali saya saksikan di sana pada 2009,” kata Dylan Lupin yang perusahaan berbasis di Inggrisnya bernama Lupin Travel jadi salah satu pelopor turis ke Turkmenistan.

Baca juga: Keseruan Bermain Air di Waterboom The Gondang Park

Lupin menambahkan bahwa area kawah yang jauh lebih besar memiliki api yang menyala di dalamnya saat itu. Sekarang jumlahnya lebih sedikit, dan tidak setinggi dulu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Bandara Semarang dan Palembang Jadi Internasional, Dorong Ekonomi dan Pariwisata
Travel News
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau