Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Gunung Everest, Mengapa Dinamai Everest?

Kompas.com - 30/04/2025, 09:09 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia, ternyata menyimpan kisah penamaan yang menarik dan tidak biasa.

Meskipun namanya sangat dikenal di seluruh dunia, ternyata Sir George Everest (tokoh yang namanya diabadikan menjadi nama gunung ini) tidak pernah melihat gunung tersebut secara langsung, apalagi mendakinya.

Siapa itu George Everest?

Sir George Everest lahir pada 4 Juli 1790, tetapi tempat kelahirannya masih diperdebatkan; ada yang menyebut London, sedangkan sumber lain menyatakan ia lahir di Crickhowell, Wales.

Ia menempuh pendidikan di Royal Military Academy di Woolwich, kemudian menjalani karier panjang di India dalam bidang geografi dan kartografi.

Baca juga: Pendaki Everest Akan Dibatasi, Hanya Pendaki Berpengalaman di Gunung 7.000 Meter Lebih

George Everest pernah menjabat sebagai Surveyor General of India dan berperan penting dalam pengukuran geodetik India.

Atas jasanya, George Everest menerima berbagai penghargaan, termasuk gelar Knight Bachelor pada tahun 1861, menjadi anggota Royal Geographical Society, dan menerima medali dari Royal Astronomical Society.

Ia wafat pada Desember 1866 dalam usia 76 tahun dan dimakamkan di Gereja St Andrew dekat Brighton.

Bagaimana atap dunia mendapat nama Everest?

Nama "Mount Everest" pertama kali diusulkan oleh Andrew Scott Waugh, penerus George Everest sebagai Surveyor General of India.

Waugh adalah orang Eropa pertama yang melihat puncak ini dan mengajukan nama "Everest" kepada Royal Geographical Society pada tahun 1865 sebagai bentuk penghargaan kepada mentornya. Permintaan tersebut kemudian disetujui.

Awalnya, tim geografi berencana untuk menggunakan nama asli atau lokal untuk gunung ini, sebagaimana dilakukan terhadap gunung-gunung lain, seperti Kangchenjunga dan Dhaulagiri.

Namun, tantangan muncul karena tidak adanya kesepakatan mengenai satu nama asli yang baku.

Baca juga: Drone Bisa Antar Logistik ke Puncak, Bakal Jadi Masa Depan Pendakian Everest

Penduduk Tibet dan Nepal sudah memiliki nama masing-masing, tetapi pada saat itu wilayah mereka tidak terbuka untuk kunjungan orang asing sehingga komunikasi langsung sulit dilakukan.

Nama asli Gunung Everest

Di Tibet, gunung ini dikenal sebagai Qomolangma, yang sering juga dieja sebagai Jomo Langma atau Chomolungma, yang berarti "Dewi Ibu Bumi".

Nama ini tercatat dalam peta tradisional China hingga abad ke-18, dan gunung ini juga pernah disebut Shengmu Feng atau "Puncak Ibu Suci" dalam bahasa Mandarin.

Ilustrasi pendaki di Gunung Everest.Shutterstock/Vixit Ilustrasi pendaki di Gunung Everest.

Pemerintah China bahkan berencana untuk mengembalikan penggunaan nama tradisional tersebut secara resmi.

Sementara itu, di Nepal, nama asli gunung ini adalah Sagarmatha, yang berasal dari kata "Sagar" (lautan) dan "Matha" (kepala), sehingga secara harfiah berarti dahi langit.

Nama ini juga digunakan dalam berbagai penamaan wilayah, seperti Sagarmatha National Park dan Sagarmatha Zone, kawasan pegunungan tempat Everest berada.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Lebih Baik dari Polandia, Jakarta Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Publik Terbaik Dunia
Travel News
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Cara ke Bandara YIA Yogyakarta Naik Kereta, Cek Tiket dan Jadwal di Mana?
Travel Ideas
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Akhir Pekan Ini, Batik Air Dijadwalkan Buka Rute Palembang-Kuala Lumpur
Travel News
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 3 Kota Paling Bahagia di Dunia, Siapa Nomor Satunya?
Travelpedia
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Pulau Kucing Jepang, Destinasi Wisata Pilihan untuk Pencinta Fauna
Travelpedia
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
15 Pantai Terbaik di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?
Travelpedia
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Wings Air Buka Rute Surabaya–Banyuwangi, Lebih Mudah Menuju The Sunrise of Java
Travel News
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Kereta Kim Jong Un, Kantor Berjalan yang Mewah dan Super Aman
Travelpedia
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Wajib Tahu, Aturan Bawa Powerbank di Lion Air
Travelpedia
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Menggemaskan tapi Menyedihkan, Begini Kisah Pulau Kucing di Jepang
Travelpedia
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Buka untuk Wisata, Resor Mewah di Korea Utara ini Malah Sepi, Kenapa? 
Travel News
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Awas Denda Rp 600.000 Jika Merokok hingga Mabuk di Destinasi Wisata Ini
Travel News
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Ini Alasan Penting Kamu Harus Buka Jendela Pesawat Saat Lepas Landas dan Mendarat
Travelpedia
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Tips Nonton Gerhana Bulan Total di Planetarium, Bawa Baju Hangat
Travel Ideas
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Tips Memotret Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025
Travelpedia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau