KOMPAS.com - Salah satu riual yang kerap dilakukan pihak keraton saat Bulan Suro tiba adalah jamasan pusaka atau pembersihan benda pusaka.
Dalam proses jamasan, benda-benda pusaka yang dibersihkan adalah keris dan tombak. Keris disebut memiliki nilai sentimental dalam budaya Jawa.
Pembersihan benda pusaka termasuk keris biasa dilakukan pada malam satu suro. Namun, keris tidak selalu harus disucikan pada malam tersebut.
Konservator Museum Pusaka Taman Ismail Marzuki Jakarta bernama Nasip Hadiprayitno mengatakan, proses pembersihan keris pada malam satu suro hanya kepercayaan belaka.
“Tidak harus satu suro, itu hanya prosesi saja. Kalau membersihkan bisa kapan saja. Jangan menunggu satu suro apalagi kalau kerisnya sudah sangat karatan. Nanti malah rusak,” kata Nasip yang sudah menjadi konservator sejak 1993.
Baca juga: Resep Apem Kukus Saus Santan, Camilan Malam 1 Suro
Lalu seperti apa cara mencuci keris? Berikut rangkuman prosesnya seperti dirangkum dari
Proses yang paling penting dalam melakukan pencucian keris yaitu adalah proses mencuci dengan benar agar keris terawat baik.
Dalam proses tersebut, Nasip mengaku hanya membaca doa biasa sebelum melakukan proses penyucian keris.
Untuk mencuci keris, ada sejumlah bahan yang perlu disiapkan, seperti air biasa dengan kembang, air jeruk nipis, air yang sudah dicampur bubuk warangan, dan sabun.
Tahap pertama yang dilakukan oleh Nasip adalah mencelupkan keris ke dalam air kembang. Lalu, dia menggosok keris dengan air jeruk nipis.
Baca juga: Jadwal dan Rute Mubeng Beteng Malam 1 Suro di Yogyakarta
Adapun, air jeruk nipis berfungsi untuk menghilangkan karat pada keris. Proses ini terus dilakukan sampai karat mulai hilang.
“Kalau sudah hilang, dicelup ke air lagi sampai air jeruk nipisnya hilang,” tuturnya.
Setelah air jeruk nipis hilang, keris akan dicelup ke dalam air warangan atau air yang dicampur arsenik. Air ini berwarna hitam pekat, dan berbau menyengat.
Baca juga: Tradisi Tapa Bisu, Ritual Hening Malam 1 Suro yang Sarat Makna
Nasip menjelaskan, bahwa air ini berfungsi untuk memunculkan motif pada keris. Proses ini hanya dilakukan 15-20 menit saja sampai motif terlihat kembali.
Setelah dicelup ke air warangan, keris akan diangkat untuk dicelup ke air biasa lagi dan dibersihkan dengan sabun.
Setelah itu, keris akan dibilas menggunakan air dan dikeringkan dengan handuk. Lalu, keris akan dioles dengan minyak melati agar berkilau dan wangi.
Baca juga: Jadwal Kirab Pusaka Malam 1 Suro 2025 di Solo, Catat Jam dan Rutenya
Nasip mengungkapkan, sebagian besar masyarakat Jawa masih percaya bahwa keris merupakan benda pusaka yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Menurutnya, dengan mencuci keris secara rutin, selain pada malam satu suro, hal tersebut juga bisa merawat “isi” atau “tuah” yang ada di dalam keris. Tentunya agar keris tidak berkarat juga.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini