Alien kemungkinan ada tapi tidak berkunjung ke bumi dalam waktu dekat, kata ilmuwan

Gambaran bumi dengan cahaya bintang dari kejauhan

Sumber gambar, Getty Images

Ketika memandangi langit malam yang dihiasi gugusan bintang-bintang, pertanyaan yang mungkin muncul di benak Anda adalah: apakah hanya ada penghuni bumi di alam semesta yang terlampau luas untuk dipahami ini?

Bisa jadi memang ada kehidupan lain di luar bumi. Apalagi bumi pada dasarnya hanya merupakan titik kecil dari miliaran noktah lain yang bertebaran di jagat raya ini.

Lalu, sejauh apa kita memahami kehidupan lain di luar tatanan bumi yang sudah terstruktur ini?

Tentu saja, bukan bentuk makhluk hijau seperti yang umum digambarkan dalam rekaan budaya populer saat berbicara mengenai kemungkinan bulan atau planet lain yang bisa menyokong kehidupan.

Namun, para ilmuwan menemukan kemungkinan kehidupan tidak hanya terbatas berada di planet yang berjarak tertentu dari bintang induknya sehingga memiliki tingkat radiasi yang tepat.

Ada sejumlah planet yang diprediksi berpotensi menjadi tempat kehidupan lain.

Di mana planet rumah alien?

Tiga orang - seorang pria tua dan dua anak kecil duduk membelakangi kamera dan menunjuk ke langit malam

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Para ilmuwan meyakini akan menemukan planet lain dengan tanda kehidupan di dekade selanjutnya

Selama ini, galaksi Bima Sakti diketahui menampung sekitar 300 miliar bintang. Salah satu bintang adalah matahari yang menjadi sumber utama kehidupan di bumi.

Para ilmuwan kemudian menemukan planet yang juga mengorbit pada bintang-bintang lain yang disebut sebagai eksoplanet atau ekstrasurya—planet di luar tata surya yang diketahui selama ini.

"Kami cukup yakin itu ada di sana. Ini murni soal angka. Ini soal probabilitas," kata ilmuwan antariksa, Dr. Maggie Aderin-Pocock.

Karena ini pula, banyak ahli mengatakan alien amat mungkin ada meski keyakinan itu tidak disertai bukti konkret tentang kehidupan lain di luar bumi.

Teknologi yang ada saat ini juga memungkinkan untuk mengamati planet-planet ekstrasurya ini dengan detail.

Para ilmuwan dapat melihat komposisi kimia dari benda-benda langit yang mengorbit berbagai bintang dan menganalisis komposisi kimia cahaya bintang yang melewatinya dengan menggunakan teleskop berdaya tinggi. Ini disebut spektroskopi.

Melalui ini, tujuan terpenting adalah menemukan komposisi kimia yang mirip dengan bumi. Artinya, lingkungan planet yang dapat mendukung kehidupan serupa di bumi walau mungkin jauhnya mencapai ribuan tahun cahaya.

"Kami mengetahui ratusan planet yang berpotensi layak huni," kata Profesor Astrofisika Tim O'Brien dari Universitas Manchester di Inggris.

"Kami hampir pasti akan menemukan planet yang mungkin menunjukkan bukti potensial adanya kehidupan dalam dekade mendatang," ucap O'Brien.

Foto Dr. Maggie Aderin-Pockock yang mengenakan turtleneck merah muda dan jumper ungu menatap lurus ke arah kamera
Keterangan gambar, Jika peradaban kita tidak saling bersinggungan, maka kita tidak akan pernah bertemu dengan penghuni planet lain, kata Dr. Maggie Aderin-Pocock

Sebelum berupaya mencari jejak kehidupan di luar bumi, bukti di bumi menunjukkan kehidupan tak sebatas di permukaan yang disinari matahari.

Organisme hidup telah tampak di tempat-tempat yang sebelumnya dianggap terlalu keras atau tanpa akses sinar matahari atau kehangatan, seperti di palung terdalam lautan.

Kendati demikian, para ahli tetap memperingatkan bahwa meski ada kemungkinan besar kehidupan di luar bumi belum tentu kehidupan cerdas seperti saat ini yang akan dijumpai.

"Sebagian besar sejarah kehidupan di bumi diwarnai kehidupan sangat sederhana. Seperti, kehidupan bakteri juga telah ada selama miliaran tahun," kata Prof O'Brien.

Serangkaian peristiwa kebetulan lah yang mengarah pada perkembangan kehidupan bersel banyak atau multiseluler di planet bumi.

Lalu, bagaimana dengan konteks kehidupan alien atau entitas di luar bumi? Apakah perlu sesuatu yang canggih secara teknologi untuk bisa berkontak?

Bisakah berkomunikasi dengan alien?

Melalui proyek baru bernama Breakthrough Listen, yang berlokasi di Universitas California, Berkeley, para ilmuwan mencari sekitar satu juta bintang terdekat. Harapannya, mereka dapat berkomunikasi dengan apa pun yang mampu mengirimkan pesan kembali ke Bumi.

Mereka juga meneliti bintang-bintang yang berada di tengah Bima Sakti yang berjarak 25.000 tahun cahaya. Artinya, pesan yang dikirim dari salah satu bintang tersebut perlu menempuh perjalanan sekitar 25.000 tahun sebelum sampai ke bumi.

Jadi, jika ada kehidupan alien di luar sana, bisa jadi butuh ribuan tahun hingga pesannya diterima di bumi.

Gambar komposit galaksi spiral Messier 106 (M106), juga dikenal sebagai NGC 4258 - 25 juta tahun cahaya dari Bumi

Sumber gambar, Robert Gendler/Science Photo Library/Getty

Keterangan gambar, Para ilmuwan mengatakan bahwa pesan apa pun yang kita coba kirim ke makhluk hidup lain akan membutuhkan waktu ribuan, bahkan jutaan tahun untuk sampai ke mereka.

Sebelumnya, upaya lain pernah dijajal juga. "Kami telah menggunakan teleskop radio untuk mendeteksi sinyal dari peradaban ekstra-terestrial sejak sekitar tahun 1960," kata Prof O'Brien.

Namun, ada begitu banyak cara berbeda berkaitan dengan pengiriman sinyal dari bentuk kehidupan di luar sana sehingga bisa jadi seakan tidak pernah ada respons apa pun di bumi dari sinyal yang telah dikirim.

Bahkan jika berada pada gelombang yang sama dengan kehidupan lain di alam semesta, jarak yang sangat jauh mengakibatkan pesan butuh ribuan tahun untuk samlai dan dijawab. Contohnya, seperti berkirim surat pada masa sebelum ada internet.

Belum lagi, bahasanya juga bisa jadi berbeda secara ilmiah. Bentuk kehidupan di luar sana juga tentu saja belum pernah terdeteksi.

"Masalah terbesar kita adalah kita hanya memiliki satu contoh kehidupan, yaitu kehidupan di bumi ini," kata Dr Aderin-Pocock.

Mungkinkah perjalanan antargalaksi dilakukan?

Lewati Whatsapp dan lanjutkan membaca
Akun resmi kami di WhatsApp

Liputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.

Klik di sini

Akhir dari Whatsapp

Perjalanan antargalaksi melintasi jarak yang sangat jauh agaknya bukan pilihan yang tersedia dalam waktu dekat. Sebab, belum ada jenis kendaraan antariksa yang bisa melakukan perjalanan antar bintang.

Apabila ingin mengirim massa setara manusia atau alat ke luar angkasa, hal ini juga dinilai cukup menantang.

Saat ini, kemampuan yang bisa dicapai adalah mengirim gelombang radio dengan kecepatan cahaya – tetapi itu hanyalah gelombang radio yang bergerak melalui kekosongan ruang angkasa.

Karena itu, jika peradaban di bumi belum mampu melakukan ini, para ahli mengatakan alien di planet lain kemungkinan juga belum mampu.

Bahkan jika mereka memiliki teknologi untuk melakukan perjalanan ke sini, perlu dipertimbangkan juga apakah mereka ingin melakukannya atau tidak.

Pada akhirnya, butuh waktu yang tepat untuk bisa menemukan dan berinteraksi. Terlebih lagi, durasi peradaban di bumi sesungguhnya terbilang singkat.

Bumi menjadi tempat hidup selama lebih dari 3,5 miliar tahun, tetapi manusia modern baru ada sekitar 300.000 tahun. Karena peradaban mungkin menghilang dengan cepat, kesempatan untuk berkontak menjadi sempit.

Manusia tidak tahu secara pasti apakah alien pernah mengunjungi bumi atau belum pernah datang sama sekali sejak manusia ada.

"Jika peradaban kita tidak saling bersinggungan, maka kita tidak akan pernah bertemu dengan alien," kata Dr Aderin-Pockock.

"Mungkin mereka datang jauh di masa lalu, atau mereka akan datang di masa depan, jauh setelah kehidupan manusia telah punah."

Bisa jadi dinosaurus pernah menjadi tuan rumah yang menjamu makhluk luar angkasa.

Berdasarkan program The Infinite Monkey Cage di BBC Radio 4.