ABU DHABI, KOMPAS.com – Pemerintah Uni Emirat Arab membantah klaim angkatan bersenjata Sudan yang menghancurkan pesawat UEA pengangkut tentara bayaran Kolombia ke wilayah Darfur.
"Tuduhan tak berdasar ini... Sepenuhnya salah, tidak memiliki dasar bukti, dan merupakan kelanjutan dari kampanye disinformasi dan pengalihan isu yang sedang berlangsung," ujar seorang pejabat UEA kepada AFP, Kamis (7/8/2025).
Pernyataan tersebut merespons laporan televisi Pemerintah Sudan, yang mengklaim pada Rabu (6/8/2025) bahwa sedikitnya 40 orang tewas dalam serangan udara terhadap pesawat asal UEA yang mendarat di bandara Nyala, Darfur.
Baca juga: Sudan Jatuhkan Pesawat UEA Berisi Tentara Bayaran, Perang Saudara Makin Ganas
Bandara tersebut saat ini dikuasai oleh kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Menurut laporan tadi, pesawat tersebut mengangkut puluhan tentara bayaran asing serta peralatan militer yang ditujukan untuk RSF.
Sumber militer Sudan, yang berbicara kepada AFP dengan syarat anonim, menyebut bahwa pesawat milik UEA dibom dan hancur total saat mendarat di bandara Nyala.
Jenderal top militer Sudan Abdel Fattah Al Burhan berbicara saat konferensi pers di Komando Umum Angkatan Bersenjata di Khartoum, Selasa (26/10/2021). Rakyat turun ke jalan menggelar protes menentang kudeta Sudan.Dukungan tersebut, menurut militer, mencakup pengiriman senjata canggih hingga pesawat nirawak (drone) ke wilayah konflik melalui bandara-bandara di Darfur.
Namun, Abu Dhabi berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Baca juga: 14 Warga Sipil Tewas Ditembak Paramiliter Sudan saat Coba Melarikan Diri
Meski demikian, berbagai laporan dari pakar PBB, pejabat Amerika Serikat, dan organisasi internasional menyebut adanya dugaan peran UEA dalam konflik Sudan.
"Adalah hal yang sangat serius ketika pihak yang secara langsung terlibat dalam permusuhan melontarkan tuduhan semacam ini. Mereka memiliki insentif kuat untuk memanipulasi narasi yang berkembang," tegas pejabat UEA itu.
Bandara Nyala di Darfur diketahui menjadi salah satu titik strategis dalam konflik bersenjata antara militer Sudan dan RSF.
Dalam beberapa waktu terakhir, bandara Nyala menjadi sasaran serangan udara berulang dari pasukan pemerintah.
Perang saudara antara tentara nasional Sudan dan RSF telah berlangsung sejak April 2023, menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan warga sipil mengungsi dari daerah-daerah yang dilanda pertempuran.
Baca juga: Perang Sudan, Pertempuran bagi Pasukan Asing
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang