Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qatar Protes AS Telat Beritahu Serangan Israel, Baru Ditelepon Saat Ledakan di Doha

Kompas.com - 10/09/2025, 09:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Al Jazeera

DOHA, KOMPAS.com – Qatar menyebut sekutunya, Amerika Serikat (AS), tidak memberitahu terlebih dahulu soal rencana serangan Israel ke Doha pada Selasa (9/9/2025).

Serangan Israel tersebut menargetkan pemimpin senior Hamas yang sedang berada di ibu kota Qatar.

AS mengeklaim sudah menginfokan soal serangan Israel, tetapi Qatar mengaku baru ditelepon saat ledakan sudah terjadi di Doha.

Baca juga: Israel Serang Pimpinan Hamas di Qatar, Dentuman Terdengar di Doha

Gempuran Israel terjadi di kawasan permukiman Doha, yang selama ini menjadi lokasi penting perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Qatar sendiri merupakan mediator utama dalam pembicaraan yang difasilitasi AS tersebut.

Menurut juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, militer Amerika sudah memberitahu Presiden Donald Trump bahwa Israel akan menyerang Hamas di sebagian Doha.

Asap membubung dari serangan Israel yang menargetkan pemimpin Hamas di Doha, Qatar, Selasa (9/9/2025).X @EyeonPalestine Asap membubung dari serangan Israel yang menargetkan pemimpin Hamas di Doha, Qatar, Selasa (9/9/2025).
Leavitt lalu menyampaikan, pengeboman sepihak di Qatar yang merupakan negara berdaulat dan sekutu dekat AS, tidak akan menguntungkan Israel maupun Amerika.

“Melakukan pengeboman sepihak di Qatar, negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak akan menguntungkan Israel atau Amerika,” ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.

Ia menambahkan, Trump lalu memerintahkan utusan khususnya, Steve Witkoff, untuk memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan datang.

Baca juga: Qatar Akan Bertindak Usai Israel Serang Pemimpin Hamas di Doha

Akan tetapi, Pemerintah Qatar melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed Al Ansari menyatakan di X, klaim Washington tidak benar.

“Klaim bahwa Pemerintah Qatar telah diberi tahu sebelumnya tentang serangan itu sepenuhnya salah,” tulis Al Ansari.

Dirinya menjelaskan, satu-satunya panggilan telepon dari pejabat Amerika yang diterima Qatar justru saat ledakan sudah terjadi akibat serangan Israel di Doha.

Adapun serangan Israel itu menewaskan lima anggota Hamas. Namun, pemimpin tim negosiasi Hamas, Khalil Al Hayya, selamat dari insiden.

Kementerian Dalam Negeri Qatar juga melaporkan bahwa satu anggota Pasukan Keamanan Dalam Negeri Qatar turut menjadi korban jiwa dalam serangan Israel itu.

Baca juga: Serangan Israel di Qatar: Pemimpin Hamas Khalil Al Hayya Selamat, Putranya Tewas

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau