KOMPAS.com – Sejumlah negara Eropa melaporkan pelanggaran wilayah udara oleh drone misterius dan pesawat tempur asing dalam dua pekan terakhir.
Sejumlah kasus terjadi di Denmark, Polandia, Rumania, hingga Estonia, sehingga memicu kekhawatiran.
Beberapa negara menuding, aktivitas-aktivitas tersebut berkaitan dengan Rusia, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis (25/9/2025).
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO merespons dengan mengumumkan siaga tinggi untuk anggota-anggotanya.
Baca juga: Armada Pro-Gaza Kembali Diserang Drone, Italia Terjunkan Fregat untuk Lindungi
Denmark menutup Bandara Aalborg di Jutland, Rabu (24/9/2025), setelah lebih dari satu drone tak dikenal terdeteksi.
Bandara itu melayani penerbangan komersial sekaligus militer. Polisi menyebut penutupan sempat mengganggu operasi militer.
Kejadian serupa sebelumnya menimpa Bandara Kopenhagen, Senin (22/9/2025), ketika beberapa drone besar melintas dan membuat penerbangan tertunda selama empat jam.
"Itu terlalu dini untuk menyimpulkan tujuan drone dan siapa aktornya," ujar Kepolisian Denmark kepada Reuters.
Baca juga: Rusia-Ukraina Saling Tuduh atas Serangan Drone di Crimea dan Zaporizhzhia
Kementerian Pertahanan Denmark menyatakan tengah membantu polisi melakukan investigasi.
Sehari setelah insiden, drone juga terlihat di sekitar bandara Esbjerg, Sonderborg, dan Skrydstrup.
"Meskipun tidak terlihat seperti kebetulan, tapi sistematis. Ini saya sebut serangan hibrida," kata Menteri Pertahanan Troels Lund Poulsen.
Namun ia menegaskan Denmark tidak menghadapi ancaman militer langsung dan tidak menyebut Rusia secara spesifik.
Baca juga: Serangan Drone Israel di Lebanon Tewaskan 3 Anak Amerika
Pada 9–10 September, militer Polandia bersama pasukan NATO menembak jatuh drone Rusia yang masuk ke wilayah udara Polandia saat Moskwa melancarkan serangan ke Ukraina.
Setidaknya tiga bandara, termasuk Bandara Chopin di Warsawa, ditutup sementara. Warga juga diminta tetap berada di rumah.
"Selama serangan hari ini, wilayah udara kami berulang kali dilanggar drone," tulis Komando Operasi Militer Polandia.