TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu resmi memecat penasihat keamanan nasionalnya, Tzachi Hanegbi, pada Selasa (22/10/2025) malam.
Keputusan itu diumumkan di tengah meningkatnya spekulasi mengenai ketegangan internal dalam pemerintahan Israel terkait perang di Gaza.
Dalam pernyataannya, Hanegbi mengonfirmasi bahwa Netanyahu telah memberitahunya mengenai rencana untuk menunjuk kepala baru di Dewan Keamanan Nasional (National Security Council/NSC).
Baca juga: Hadir Sidang Korupsi, Netanyahu Malah Senyum-Senyum
“Perdana Menteri Netanyahu hari ini memberi tahu saya tentang niatnya untuk menunjuk kepala baru Dewan Keamanan Nasional. Dengan demikian, masa jabatan saya sebagai penasihat keamanan nasional dan kepala NSC berakhir hari ini,” kata Hanegbi.
Tak lama setelah pengumuman itu, kantor perdana menteri Israel menyatakan bahwa Gil Reich, wakil kepala NSC, akan ditunjuk sebagai pelaksana tugas kepala Dewan Keamanan Nasional.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berterima kasih kepada Tzachi Hanegbi atas pengabdiannya selama tiga tahun sebagai kepala Dewan Keamanan Nasional, dan mendoakan kesuksesan serta kesehatan yang baik untuk masa depannya,” demikian bunyi pernyataan resmi kantor Netanyahu.
Asap membubung dari bangunan yang diserang Israel di kamp pengungsian Bureij di tengah Jalur Gaza, Palestina, Minggu (19/10/2025). Serangan terjadi ketika gencatan senjata Gaza berlaku.Pemecatan Hanegbi sebenarnya sudah lama diprediksi. Media Israel dalam beberapa pekan terakhir melaporkan adanya ketegangan antara Netanyahu dan Hanegbi terkait arah perang di Gaza.
Hanegbi disebut menentang rencana pengambilalihan penuh Kota Gaza oleh militer Israel. Ia justru mendorong agar pemerintah mengejar kesepakatan parsial dengan Hamas, posisi yang konon tidak sejalan dengan sikap keras Netanyahu.
Baca juga: Netanyahu: Israel Siap Laksanakan Tahap Pertama Rencana Trump di Gaza
Selain perbedaan strategi, Hanegbi juga dikenal sebagai pejabat yang vokal menuntut investigasi menyeluruh terhadap kegagalan keamanan pada serangan Hamas 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari seribu warga Israel di selatan negara itu.
“Kegagalan mengerikan itu harus diselidiki secara menyeluruh untuk memastikan pelajaran yang tepat diambil dan membantu memulihkan kepercayaan publik yang telah hancur,” tulis Hanegbi dalam pernyataannya.
Namun, hingga kini pemerintahan Netanyahu belum membentuk komisi penyelidikan resmi, dan pihak oposisi menuduh perdana menteri berupaya mengulur waktu.
Langkah Netanyahu memecat Hanegbi menuai kritik keras dari kalangan oposisi. Mantan kepala staf militer Israel yang kini menjadi politisi oposisi, Gadi Eisenkot, menulis di platform X bahwa keputusan itu mencerminkan upaya pemerintah untuk menghindari tanggung jawab atas kegagalan 7 Oktober.
“Pemecatan ini adalah bentuk penghindaran tanggung jawab yang terus dilakukan oleh seluruh anggota kabinet dan perdana menteri atas kegagalan 7 Oktober — demi menggantinya dengan orang-orang yang hanya tahu berkata ‘ya’,” tulis Eisenkot.
Adapun Hanegbi, 67 tahun, adalah politisi senior Partai Likud dan sekutu lama Netanyahu. Ia ditunjuk sebagai penasihat keamanan nasional pada 2023 dan sebelumnya telah menjabat di berbagai posisi penting, termasuk menteri keamanan publik, intelijen, dan kerja sama regional.
Baca juga: Netanyahu Diam-diam Bayar Influencer AS Rp 14 Miliar, Kampanye Pro-Israel Terselubung
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang