Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Parlemen Malaysia Marah gegara Nama Prabowo Salah Sebut, Bikin Malu Negara

Kompas.com - 29/10/2025, 14:07 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Salah satu anggota Parlemen Malaysia mengkritik pemerintah atas insiden salah sebut nama Presiden Prabowo Subianto menjadi Joko Widodo (Jokowi) oleh Radio Televisyen Malaysia (RTM) dalam KTT ASEAN.

Kritik tersebut disampaikan Datuk Wan Saifulruddin bin Wan Jan dari Partai Perikatan Nasional dalam sesi sidang Dewan Rakyat yang digelar di Gedung Parlemen Malaysia, Kuala Lumpur, Senin (27/10/2025).

Dalam rapat tersebut, Saiful mengaku malu atas insiden salah sebut nama pemimpin negara.

Baca juga: Media Malaysia Salah Sebut Nama Presiden RI dalam KTT ASEAN, Prabowo Jadi Jokowi

Dia pun meminta Kementerian Komunikasi Malaysia untuk berhati-hati dan tidak membuat kesalahan yang tidak semestinya.

"Kementerian Komunikasi tolonglah pastikan kesalahan-kesalahan tidak terjadi dalam hal-hal yang tidak sepatutnya terjadi kesalahan," kata Saiful.

Dia menambahkan, jangan sampai salah menyebut nama pemimpin yang datang atau bertamu ke Malaysia.

"Ini memalukan negara karena harus minta maaf setelah ada kesalahan terpaksa minta maaf. Ini menyebabkan seluruh dunia melihat kelemahan kita," papar Saiful dalam rapat yang disiarkan secara langsung di YouTube tersebut.

Baca juga: Prabowo Disambut Hangat Anwar Ibrahim, Apa yang Akan Ia Bahas di KTT ASEAN?

Sebelumnya, RTM yang merupakan stasiun penyiaran publik milik pemerintah Malaysia, telah meminta maaf atas kekeliruan komentator menyebut nama Prabowo menjadi Jokowi pada Minggu (26/10/2025).

Peristiwa kekeliruan itu tersebut terjadi dalam sesi siaran langsung ketibaan para pemimpin ASEAN dan pemimpin dunia di KTT ASEAN, Kuala Lumpur.

"Departemen Penyiaran Malaysia menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas kesalahan yang terjadi selama siaran langsung RTM dalam rangka KTT Ke-47 ASEAN dan pertemuan terkait yang diadakan di Pusat Konvensi Kuala Lumpur (KLCC)," tulis keterangan departemen.

PIhak RTM menyatakan berdasarkan hasil penyelidikan internal, komentator siaran telah keliru menyebut Presiden RI sebagai Jokowi. Padahal, Presiden RI saat ini adalah Prabowo Subianto.

Baca juga: Aksi Bodyguard Wanita Berhijab Lompat ke Mobil, Kawal Delegasi Asing KTT ASEAN

"RTM memandang hal ini dengan serius dan telah mengambil tindakan yang sesuai," tulis keterangan tersebut, sebagaimana dilansir Antara.

"RTM dengan ini menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden dan Pemerintah Republik Indonesia, serta kepada semua pihak yang terdampak oleh kesalahan ini," sambungnya.

RTM menyatakan bahwa pihaknya akan terus memperkuat pengawasan editorial dan proses pemeriksaan fakta.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa semua informasi yang disiarkan akurat dan disampaikan dengan integritas.

Baca juga: Xanana Gusmao Menangis di KTT ASEAN Usai Timor Leste Sah Jadi Anggota

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau