TOKYO, KOMPAS.com – Gedung Putih bereaksi keras setelah sebuah video kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Jepang viral di media sosial.
Dalam rekaman yang diambil di Istana Akasaka, Tokyo, pada Selasa (28/10/2025), Trump terlihat kebingungan saat diarahkan oleh Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi untuk berkeliling ruangan dalam upacara penyambutan resmi.
Sat itu, Trump awalnya sempat mengikuti arahan Takaichi, lalu berhenti sejenak, menatap band yang sedang bermain, dan memberi hormat pada bendera AS sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya kembali ke podium.
Baca juga: Trump Ganti Wajah Biden dengan Foto Tanda Tangan di Gedung Putih
Why didn't you share the full video, dumbass?pic.twitter.com/HDFazCabPt https://t.co/pDCTx9mUqr
— Rapid Response 47 (@RapidResponse47) October 28, 2025
Potongan video saat Trump tampak kebingungan di Istana Akasaka sempat diunggah oleh akun X dengan username @Acyn, dan telah ditonton lebih dari tiga juta kali serta mendapat seribu komentar.
Setelahnya, akun “Rapid Response 47”, yang merupakan saluran komunikasi resmi Gedung Putih di bawah pemerintahan Trump, langsung merespons dengan nada marah.
“Kenapa tidak kau bagikan video lengkapnya?" tulis akun tersebut menanggapi unggahan Acyn Torabi, akun yang pertama kali membagikan video itu.
Namun, reaksi keras itu justru menjadi kontroversi. Banyak pengguna X yang menilai klarifikasi Gedung Putih malah memperburuk citra Trump.
“Video lengkap malah membuat Trump terlihat lebih buruk. Kalian seharusnya berterima kasih karena mereka hanya membagikan sebagian kecil saja,” tulis seorang pengguna.
“Video lengkapnya lebih parah,” komentar warganet lain.
Sebagai respons, Gedung Putih kemudian mengunggah versi video yang lebih panjang untuk menunjukkan konteks penuh dari interaksi tersebut. Namun, hasilnya tak seperti yang diharapkan.
“Bagian lengkap videonya malah memperjelas bahwa Trump tampak kebingungan di mana ia harus berjalan,” tulis salah satu pengguna X.
Meski banjir olok-olok, sejumlah pendukung Trump di platform X tetap membela Presiden ke-47 AS itu.
“Itu gaya klasik Trump ketika ia bosan. Ia hanya mengikuti arahan seadanya sambil berpikir, ‘Baiklah, kalau ini buang-buang waktu, nanti Jepang harus buat konsesi dagang untuk menebusnya’,” tulis seorang simpatisan.
Baca juga: Trump Tak Dapat Nobel Perdamaian, Gedung Putih Marah ke Panitia
Ada juga yang menilai kejadian itu hanyalah kesalahpahaman budaya.
“Saya pun akan bingung kalau diminta berjalan mengitari ruangan begitu. Itu bukan hal umum di banyak negara,” ujar pengguna lain.