Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Uji Coba Senjata Nuklir Lagi, Kali Ini Drone Bawah Laut Tercepat

Kompas.com - 30/10/2025, 12:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (29/10/2025) mengumumkan keberhasilan uji coba drone bawah air bertenaga nuklir yang juga mampu membawa hulu ledak nuklir.

Uji coba ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Moskwa mengetes rudal nuklir Burevestnik, meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan agar Rusia menahan diri.

Putin menyampaikan pengumuman itu saat berkunjung ke rumah sakit militer yang merawat luka tentara Rusia dalam perang di Ukraina.

Baca juga: Negara Seluas Jawa Tengah Ancam Ratakan Moskwa jika Diserang Rusia

Dalam pidato yang disiarkan televisi, ia mengatakan bahwa uji coba terbaru melibatkan sistem bawah air tanpa awak bernama Poseidon, yang disebut memiliki unit tenaga nuklir.

“Kemarin, uji coba lain dilakukan untuk sistem prospektif lainnya—perangkat bawah air tak berawak ‘Poseidon’, yang juga dilengkapi dengan unit tenaga nuklir,” ujar Putin, dikutip dari kantor berita AFP.

Menurutnya, drone bawah laut itu tak dapat dicegat oleh sistem pertahanan mana pun dan mampu melaju lebih cepat daripada kapal selam konvensional.

“Tidak ada cara untuk mencegatnya,” klaim Putin. “Kemungkinan besar, hal serupa tidak akan terjadi dalam waktu dekat.”

Poseidon, lanjut Putin, mampu menyelam lebih dari satu kilometer dan melaju hingga 70 knot tanpa terdeteksi.

Media pemerintah TASS mengutip sumber di industri militer Rusia menyebutkan, perangkat tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir hingga dua megaton.

Baca juga: Tak Mau Rakyat Susah, PM Jepang Tolak Permintaan AS untuk Setop Impor Gas Rusia

ilustrasi rudal balistik.iStockphoto/BalkansCat ilustrasi rudal balistik.
Sistem senjata ini kali pertama kali diuji pada 2018 bersamaan dengan Burevestnik, rudal dengan daya jelajah tak terbatas yang juga berkemampuan nuklir.

Uji coba Burevestnik pada Minggu lalu menuai kritik dari Presiden AS Donald Trump, yang menilai latihan itu tidak tepat.

Ia mendesak Putin menghentikan perang di Ukraina ketimbang memperbanyak pengujian senjata.

“Dia seharusnya mengakhiri perang (di Ukraina). Perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu kini akan segera memasuki tahun keempat,” kata Trump.

“Itulah yang seharusnya dia lakukan, alih-alih menguji coba rudal.”

Ketegangan antara kedua pemimpin meningkat setelah Trump membatalkan rencana pertemuan tingkat tinggi dengan Putin di Budapest.

Washington menilai Rusia tidak menunjukkan kemauan untuk berkompromi mengakhiri konflik.

Meski Trump telah mencoba membuka jalur diplomasi sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, upaya itu belum membuahkan hasil.

Ia bahkan menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia.

Baca juga: Uji Coba Rudal Nuklir Rusia Dikecam sebagai “Chornobyl Terbang”

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau