Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngerinya Pembantaian di Sudan, 2.000 Warga Sipil Tak Berdaya Dieksekusi

Kompas.com - 30/10/2025, 16:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

DARFUR, KOMPAS.com - Ribuan orang diduga tewas di kota El-Fasher, ibu kota Negara Bagian Darfur Utara, Sudan, setelah pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) berhasil merebut wilayah tersebut dari tentara nasional Sudan (SAF) dalam kecamuk perang saudara di sana.

El-Fasher jatuh pada Minggu (26/10/2025) setelah dikepung selama 18 bulan oleh RSF, sebagaimana dilansir Al Jazeera

Pengepungan tersebut memutus pasokan makanan dan kebutuhan pokok bagi ratusan ribu warga sipil di dalam kota.

Baca juga: 2.000 Warga Sudan Dilaporkan Dibunuh RSF, Apa yang Terjadi di El-Fasher? 

Kota El-Fasher jatuh ke tangan RSF

Pasukan RSF merebut El-Fasher pada Minggu (26/10/2025), mengambil alih posisi terakhir SAF di kawasan Darfur. 

Tentara Sudan menyebut sekitar 2.000 orang tewas hingga Rabu (29/10/2025), sementara Jaringan Dokter Sudan (Sudan Doctors Network) memperkirakan korban mencapai 1.500 orang.

Sekitar 1,2 juta warga yang terperangkap di El-Fasher bertahan hidup dengan memakan pakan ternak, sementara RSF membangun barikade sepanjang 56 kilometer untuk menutup akses bantuan dan jalur evakuasi.

Rekaman video yang diverifikasi Al Jazeera menunjukkan, tentara RSF mengeksekusi dan menyiksa warga sipil. 

Baca juga: Markas Militer Sudan Jatuh, Pasukan Paramiliter RSF Klaim Kuasai Darfur

Organisasi medis dan hak asasi manusia Sudan melaporkan terjadinya pembunuhan massal, penahanan warga, serta serangan terhadap rumah sakit.

Kantor HAM PBB menyebut tindakan RSF meliputi eksekusi terhadap warga yang melarikan diri, dengan indikasi adanya motif etnis di balik pembunuhan tersebut.

Analisis Humanitarian Research Lab (HRL) dari Universitas Yale menggunakan citra satelit dan data sensor jarak jauh untuk mengonfirmasi adanya tanda-tanda pembunuhan massal. 

HRL menemukan kluster objek dan perubahan warna tanah yang diduga sebagai kumpulan jenazah dan genangan darah, yang tidak terlihat dalam citra sebelum invasi RSF.

Baca juga: Serangan Drone Guncang Area Bandara Sudan, padahal Mau Buka Lagi Usai 2 Tahun Tutup

Ratusan ribu orang masih terjebak

Dalam dua hari terakhir, lebih dari 26.000 warga melarikan diri dari El-Fasher menuju Tawila, sekitar 70 kilometer di barat kota tersebut menurut data PBB. 

Sementara itu, 177.000 warga sipil dilaporkan masih terjebak di dalam kota, lapor Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Kekerasan juga dilaporkan terjadi di Kota Bara, Negara Bagian Kordofan Utara, yang dikuasai RSF pada 25 Oktober. 

Pasukan paramiliter itu dilaporkan menyerang warga sipil dan pekerja kemanusiaan.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau