RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Suasana duka menyelimuti kawasan permukiman kumuh atau favela Complexo da Penha, Rio de Janeiro, Brasil, setelah operasi narkoba besar-besaran berakhir dengan sedikitnya 119 orang tewas, termasuk empat petugas.
Sehari setelah baku tembak, Rabu (29/10/2025) waktu setempat, warga mengevakuasi puluhan jenazah dari hutan di pinggiran permukiman.
Beberapa jenazah ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Bahkan satu korban ditemukan tanpa kepala, sebagaimana disaksikan langsung wartawan AFP di lokasi.
Baca juga: Geng Kriminal Tertua di Brasil Jadi Target Utama Penggerebekan Narkoba
Puluhan keluarga berkumpul di jalan utama untuk mencari jasad kerabat mereka.
Para pekerja membersihkan juga melakukan pembersihan jalan dengan air, sabun, dan sikat, lapor Reuters.
Tangisan dan teriakan memecah keheningan di sana. Kondisi saat ini kontras dengan sehari sebelumnya, Rabu (28/10/1015) di mana kawasan tersebt menjadi medan perang besar antara anggota geng narkoba Comando Vermelho dengan aparat.
Salah satu warga, Raquel Tomas, tak kuasa menahan tangis ketika menemukan putranya yang berusia 19 tahun tewas.
Raquel mengatakan putranya dieksekusi tanpa sempat membela diri.
Baca juga: Gerebek Narkoba Berujung Tragedi Berdarah, Presiden Brasil “Ngeri”
"Anak saya dibunuh. Polisi seharusnya menangkap, bukan mengeksekusi tersangka," tambahnya.
Pengacara Albino Pereira Neto, yang mewakili tiga keluarga korban, menyebut beberapa jasad ditemukan dengan bekas luka bakar dan tangan terikat.
Dia menegaskan sebagian korban dibunuh secara dingin selama operasi berlangsung.
Sementara itu, otoritas Negara Bagian Rio de Janeiro menilai, sebagian besar korban merupakan anggota geng bersenjata.
Baca juga: Mayat Bergelimpangan di Jalanan Rio de Janeiro, Imbas Penggerebekan Narkoba Brasil
Polisi menyebut operasi ini menargetkan jaringan narkoba Comando Vermelho, kelompok kriminal tertua dan paling kuat di Rio de Janeiro.
Baku tembak terjadi di hutan sekitar permukiman setelah pasukan elit memaksa anggota geng mundur dari area padat penduduk untuk melindungi warga sipil.
Hingga Rabu, aparat juga telah menangkap 113 orang, menyita 91 senapan, dan mengamankan sejumlah besar narkotika.