Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Brasil Saat Ini Usai Penggerebekan Narkoba yang Tewaskan 119 Orang

Kompas.com - 30/10/2025, 14:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP, Reuters

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Suasana duka menyelimuti kawasan permukiman kumuh atau favela Complexo da Penha, Rio de Janeiro, Brasil, setelah operasi narkoba besar-besaran berakhir dengan sedikitnya 119 orang tewas, termasuk empat petugas.

Sehari setelah baku tembak, Rabu (29/10/2025) waktu setempat, warga mengevakuasi puluhan jenazah dari hutan di pinggiran permukiman. 

Beberapa jenazah ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Bahkan satu korban ditemukan tanpa kepala, sebagaimana disaksikan langsung wartawan AFP di lokasi.

Baca juga: Geng Kriminal Tertua di Brasil Jadi Target Utama Penggerebekan Narkoba

Puluhan keluarga berkumpul di jalan utama untuk mencari jasad kerabat mereka. 

Para pekerja membersihkan juga melakukan pembersihan jalan dengan air, sabun, dan sikat, lapor Reuters.

Tangisan dan teriakan memecah keheningan di sana. Kondisi saat ini kontras dengan sehari sebelumnya, Rabu (28/10/1015) di mana kawasan tersebt menjadi medan perang besar antara anggota geng narkoba Comando Vermelho dengan aparat.

Salah satu warga, Raquel Tomas, tak kuasa menahan tangis ketika menemukan putranya yang berusia 19 tahun tewas. 

Raquel mengatakan putranya dieksekusi tanpa sempat membela diri. 

Baca juga: Gerebek Narkoba Berujung Tragedi Berdarah, Presiden Brasil “Ngeri”

"Anak saya dibunuh. Polisi seharusnya menangkap, bukan mengeksekusi tersangka," tambahnya.

Pengacara Albino Pereira Neto, yang mewakili tiga keluarga korban, menyebut beberapa jasad ditemukan dengan bekas luka bakar dan tangan terikat. 

Dia menegaskan sebagian korban dibunuh secara dingin selama operasi berlangsung.

Sementara itu, otoritas Negara Bagian Rio de Janeiro menilai, sebagian besar korban merupakan anggota geng bersenjata. 

Baca juga: Mayat Bergelimpangan di Jalanan Rio de Janeiro, Imbas Penggerebekan Narkoba Brasil

Polisi menyebut operasi ini menargetkan jaringan narkoba Comando Vermelho, kelompok kriminal tertua dan paling kuat di Rio de Janeiro. 

Baku tembak terjadi di hutan sekitar permukiman setelah pasukan elit memaksa anggota geng mundur dari area padat penduduk untuk melindungi warga sipil.

Hingga Rabu, aparat juga telah menangkap 113 orang, menyita 91 senapan, dan mengamankan sejumlah besar narkotika.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau