Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Horornya Penggerebekan Narkoba di Brasil, 40 Jenazah Dibawa ke Jalan

Kompas.com - 29/10/2025, 21:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP, Reuters

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Lebih dari 40 jenazah dibawa ke jalan di kawasan permukiman kumuh Complexo da Penha, Rio de Janeiro, pada Rabu (29/10/2025) pagi waktu setempat. 

Pemandangan mengerikan itu terjadi sehari setelah polisi menggelar operasi paling mematikan dalam sejarah kota tersebut.

Reuters melaporkan, operasi tersebut yang menargetkan salah satu geng kriminal terbesar di Brasil.

Baca juga: Brasil bak Medan Perang, 64 Tewas dalam Penggerebekan Narkoba Terbesar

Menurut otoritas Negara Bagian Rio de Janeiro, setidaknya 64 orang tewas dalam penggerebekan besar-besaran itu, termasuk empat anggota kepolisian. 

Pemerintah setempat menyebut jumlah korban kemungkinan akan bertambah setelah proses identifikasi dan evakuasi selesai dilakukan.

Seorang saksi mata melaporkan, jenazah-jenazah itu dibawa ke jalan oleh warga yang mencari kerabat mereka yang hilang pasca-operasi. 

Banyak di antara mereka menangis dan berusaha mengenali keluarga mereka di antara para korban.

Baca juga: Tuah KTT ASEAN, Hubungan AS dan Brasil Mencair Usai Trump-Lula Bertemu

Bak medan perang

Diberitakan sebelumnya, suasana bak medan perang menyelimuti kawasan tersebut ketika polisi melancarkan penggerebekan besar-besaran terhadap jaringan pengedar narkoba.

Sebanyak 2.500 petugas bersenjata lengkap diterjunkan, dengan dukungan kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone, sebagaimana dilansir AFP.

Operasi itu menyasar dua kawasan favela di wilayah utara Rio, yakni Complexo da Penha dan Complexo do Alemao, yang dikenal dikuasai geng narkoba utama Brasil, Comando Vermelho.

Tembakan terdengar di sekitar bandara internasional Rio, sedangkan asap tebal membubung dari beberapa titik kebakaran beberapa jam setelah operasi dimulai.

Baca juga: Brasil Ingin Jadi Anggota Penuh ASEAN, Sebut Miliki Wajah yang Mirip

Warga panik, toko-toko tutup, dan lalu lintas di sejumlah jalan utama terhenti.

Gubernur Negara Bagian Rio de Janeiro Claudio Castro mengatakan, operasi ini dilakukan untuk menghentikan ekspansi geng Comando Vermelho. 

Dia melaporkan 60 korban tewas berasal dari kelompok kriminal tersebut, sementara sedangkan empat polisi juga dilaporkan meninggal.

"Beginilah polisi Rio diperlakukan oleh penjahat, dengan bom yang dijatuhkan dari drone. Ini bukan kejahatan biasa, melainkan narkoterorisme," kata Castro di platform X.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau