KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, buka suara menanggapi julukan “Gubernur Konten” yang disematkan kepadanya oleh sebagian pihak.
Julukan ini muncul lantaran Dedi kerap membagikan kegiatannya melalui konten media sosial, yang bagi sebagian orang dianggap kurang serius dalam memimpin.
Baca juga: Disebut “Gubernur Lambe Turah”, Dedi Mulyadi: Yang Penting Janji Politik ke Rakyat Terwujud
Namun, Dedi tidak mempermasalahkan hal tersebut dan justru menanggapinya dengan santai.
Ia menilai lebih baik disebut gubernur konten daripada menjadi gubernur yang hanya duduk di balik meja tanpa aksi nyata membantu warga.
“Daripada gubernur tidur, gubernur protokol, gubernur ingin dihargai, gubernur yang menghabiskan anggaran keluar negeri, teu hayang teuing aing (tidak mau saya seperti itu),” tegas Dedi saat pidato memperingati Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).
Dedi juga menegaskan bahwa dana yang dipakai untuk berbagai bantuan masyarakat bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat, melainkan dari penghasilan konten yang diunggah melalui platform YouTube dan media sosial pribadinya.
“Pak Dedi duitnya dari mana? Ngonten. Lebih baik jadi gubernur konten punya duit diberikan kepada rakyat daripada gubernur molor,” kata Dedi.
Meskipun baru menjabat kurang dari 100 hari, Dedi mengaku sudah menghadapi banyak kritik.
Namun ia tetap optimistis pembangunan di Jawa Barat akan terus meningkat selama masa jabatannya.
"Biarkan yang nyinyir karena Jawa Barat akan terus mengalami peningkatan pembangunannya," ujar dia.
“Ini baru tiga bulan, 100 hari masa kerja tanggal 30 Mei, belum 100 hari saja sudah banyak yang kepanasan, apalagi lima tahun,” kata Dedi Mulyadi lagi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi: Lebih Baik Jadi Gubernur Konten Punya Uang Dibagikan ke Warga daripada...".
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini