KOMPAS.com - Timnas Indonesia U23 kembali menjadi sorotan setelah gagal meraih hasil maksimal di laga perdana Grup J Kualifikasi Piala Asia U23 2026.
Bermain di hadapan pendukung sendiri di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (3/9/2025), Garuda Muda hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Laos.
Hasil ini langsung memunculkan kritik dari sejumlah pihak, termasuk Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia, Simon Tahamata, serta pengamat sepak bola Tanah Air.
Baca juga: Patrick Kluivert Kecewa Berat Timnas Indonesia Gagal Lawan Kuwait
Simon Tahamata menilai timnas U23 saat ini kekurangan pemain yang mampu mengendalikan permainan.
Menurutnya, permainan tim terlalu mengandalkan serangan balik tanpa memiliki sosok yang bisa mendominasi jalannya laga.
“Saya menontonnya selama mungkin 20-30 menit terakhir. Menurut saya, kedua tim memainkan serangan-serangan balik. Mungkin karena kita punya pemain yang seperti itu. Kita tidak punya pemain yang bisa mendominasi,” ujar Simon di Bekasi, Kamis (4/9/2025) dikutip dari Antara.
Meski begitu, Simon menegaskan bahwa serangan balik tetap sah sebagai pilihan strategi. “Sangat sulit jika kita memainkan serangan balik. Namun tidak apa-apa, itu adalah pilihan staf kepelatihan dari timnas Indonesia. Dan mereka harus membuat sistem dengan pemain yang tersedia,” lanjutnya.
Baca juga: Patrick Kluivert Umumkan Tiga Staf Pelatih Baru di Timnas Indonesia
Pengamat sepak bola Indonesia, Gita Suwondo, menyebut persoalan utama timnas U23 bukan hanya soal ketajaman, tetapi juga minimnya kreativitas dalam membongkar pertahanan lawan.
“Indonesia menguasai jalannya pertandingan, tidak ada tes juga di pertahanan kita. Mereka hanya dapat satu corner, tapi balik lagi seperti waktu Piala AFF, kita kesusahan menuntaskan peluang menjadi gol,” ujarnya.
Menurut Gita, pada babak pertama nyaris tidak ada peluang bersih yang tercipta. Baru pada babak kedua, sejumlah kesempatan hadir, tetapi semuanya berhasil dimentahkan oleh kiper Laos, Kop Lokphathip, yang tampil gemilang.
“Babak kedua terbentur bagusnya penjaga gawang Laos yang ada empat penyelamatan. Jadi kalau dipikir kita sudah lima laga melawan ASEAN setelah mengalahkan Brunei, kita hanya cetak dua gol dan itu pun dari set-pieces. Tidak ada gol dari open play,” jelasnya.
Baca juga: Jelang Lawan Timnas Indonesia, Taiwan Pede Bawa Satu Pemain Naturalisasi
Sejumlah nama pemain depan seperti Rafael Struick, Jens Raven, dan Hokky Caraka dinilai belum menunjukkan performa terbaik.
Struick disebut sudah jauh menurun kualitasnya dibanding dua tahun lalu, sementara Raven dan Hokky masih kesulitan mendapatkan suplai bola matang dari lini tengah.
“Strategi lawan menutup barisan pertahanan, seperti yang dilakukan Malaysia, Filipina, dan Laos, terbukti efektif. Ini yang harus dipatahkan Vanenburg di laga berikutnya. Karena kalau hanya menang lawan Makau lalu imbang lawan Korea Selatan, akan sulit bersaing di runner-up terbaik,” tegas Gita.
Baca juga: Gerald Vanenburg Bongkar Alasan Skor Timnas U23 Indonesia Vs Laos 0-0
Indonesia masih memiliki dua pertandingan tersisa, melawan Makau pada Sabtu (6/9/2025) dan Korea Selatan pada Selasa (9/9/2025).