KOMPAS.com – Seorang warga Solo bernama NAD (44), warga Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo mengaku mengalami tekanan psikologis dan sanksi sosial setelah menjadi korban dugaan penipuan berkedok program Makan Bergizi Gratis (MBG).
NAD melaporkan Ketua Yayasan Barisan Nasional (Barnas), EP (44), dan asistennya PD ke Satreskrim Polresta Solo pada Senin (1/9/2025).
Laporan tersebut dilakukan bersama delapan rekannya yang juga merasa dirugikan oleh program MBG.
“Karena tidak ada kejelasan sejak kami mendaftar, hanya diulur-ulur saja sampai sekarang. Kalau ditagih mesti ada alasannya untuk menunda gitu lho,” ujar NAD kepada TribunSolo.com, Sabtu (6/9/2025).
Baca juga: Dugaan Penipuan Mitra MBG di Kota Solo, Polisi Minta Korban Lengkapi Bukti
Program MBG dijalankan dengan skema kerja sama melalui perekrutan masyarakat sebagai mitra penyedia paket makanan bergizi, termasuk untuk anak-anak dan lansia, dengan imbalan Rp 12.000 per paket.
NAD mengaku awalnya hanya tergiur dengan ajakan EP dan PDt yang merupakan teman lamanya.
Ia kemudian menyampaikan tawaran program tersebut kepada tetangga, keluarga, dan rekan kerja.
“Jadi awalnya saya ditawari, terus saya cerita ke tetangga, tetangga ikut. Terus saya cerita ke mertua, dan mertua juga tertarik. Saya juga cerita di tempat kerja, dan teman-teman juga ikut. Dari situlah, teman ngajak temannya terus jadi banyak yang daftar,” jelas NAD.
Dalam waktu empat bulan, NAD menjadi perantara sekitar 50 orang untuk ikut program MBG. Masing-masing menyetor uang pendaftaran Rp 150.000 melalui dirinya.
Baca juga: Baru 7 Bulan Jadi Mitra MBG, UMKM Ini Kantongi Omzet Rp 1 Miliar Lebih
Meski telah menunjukkan bukti transfer dan tanda terima dari yayasan, NAD tetap menerima tekanan sosial.
“Jadi beban sosialnya karena uang mereka dititipkan ke saya untuk mendaftar walaupun sudah saya tunjukkan bukti transfer dan bukti tanda terimanya dari sana. Tapi ya saya yang dikejar-kejar. Jadi stress saya,” ungkap NAD.
Sebagian dana pendaftaran memang sudah dikembalikan, terutama bagi peserta yang memilih mundur. NAD menyebut pengembalian dilakukan pada Maret hingga Juni 2025.
Berdasarkan Surat Tanda Bukti Penerimaan Pengaduan (STBP) bernomor STBP/636/IX/2025/Reskrim, kerugian yang dialami para pelapor mencapai Rp 107.950.000. Laporan ini masuk setelah para korban muak dengan janji-janji manis pihak yayasan.
Kasus ini dibenarkan oleh pihak kepolisian.
“Benar, aduan sudah masuk ke Polresta Solo,” ujar Wakasatreskrim Polresta Solo, AKP Sudarmiyanto, Sabtu (6/9/2025).
Baca juga: BGN Klaim Mampu Deteksi Mitra MBG yang Bandel Mark Up Harga
Kasus dugaan penipuan berkedok Makan Bergizi Gratis tidak hanya menimpa NAD. Sebelumnya, pada akhir Juli 2025, ratusan warga Solo Raya juga melaporkan hal serupa.
Dari informasi yang beredar, jumlah korban diduga mencapai 3.000 orang dengan kerugian ratusan juta rupiah. Sejumlah korban bahkan sudah mengeluarkan biaya tambahan untuk renovasi dapur sesuai standar yayasan.
Salah satunya Harjoko, mantan pengusaha katering. Ia mengaku sempat tergiur menjadi mitra MBG karena hanya dengan membayar Rp 175 ribu bisa ikut menyediakan 200 paket makanan.
“Tapi ini dengan tiba-tiba hanya dengan membayar Rp 175 ribu sudah bisa menjadi mitra untuk menyediakan 200 paket. Namanya kita bekerja, dan modal juga tak seberapa ya akhirnya saya ambil itu,” ujar Harjoko, Rabu (30/7/2025).
Namun, kejanggalan demi kejanggalan membuatnya curiga. Harjoko menyebut yayasan sempat membagikan draft nota kesepahaman (MoU) tanpa tanggal pelaksanaan dan tidak mencantumkan identitas jelas dari pengurus yayasan.
“Dari alamat kantor hingga ketum yayasan kok nggak mencantumkan NIK di surat perjanjian, padahal itu kan sangat krusial,” katanya.
Baca juga: Dapur Lama di Kalibata Dibongkar, Mitra MBG Fokus Bangun Fasilitas Baru di Bogor
Kasus dugaan penipuan Barnas juga menyeret nama kader PDIP Solo, Haryoto Paulus. Ia disebut turut memfasilitasi sosialisasi program MBG. Paulus mengaku hanya membantu mempertemukan yayasan dengan pelaku UMKM, namun namanya ikut tercemar ketika kasus ini mencuat.
“Saya ingatkan bahwa kegiatannya harus ada MoU atau legalitas dari kegiatan itu. Itu sudah saya sampaikan awal dan Mbak EP juga merespons itu,” kata Paulus, Senin (11/8/2025).
Paulus menegaskan tidak menerima keuntungan finansial sepeser pun dari kegiatan yayasan. Ia bahkan ikut mendampingi korban saat berkonsultasi dengan polisi.
Korban juga menyoroti bahwa situs resmi Barnas kini tidak dapat diakses. Selain itu, yayasan diduga mencatut nama tokoh nasional seperti Presiden Joko Widodo, Erick Thohir, hingga Wiranto dalam brosur mereka.
Baca juga: Dugaan Penipuan Mitra MBG di Kota Solo, Polisi Minta Korban Lengkapi Bukti
Hingga kini, kasus dugaan penipuan program Makan Bergizi Gratis masih ditangani oleh Polresta Solo. Para korban berharap agar penyelidikan segera membongkar dugaan penipuan yang telah merugikan ribuan warga Solo Raya.
Sebagian Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cerita Korban Dugaan Penipuan Berkedok MBG Solo, Stress Kena Sanksi Sosial Ajak 50 Orang Bergabung
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini