Ia menambahkan, seluruh kendaraan yang digunakan dalam kunjungan tersebut bukan mobil dinas berpelat merah, melainkan kendaraan sewaan sesuai standar keamanan dan efisiensi perjalanan.
Karena itu, tudingan di media sosial yang mengaitkan iring-iringan itu dengan Kemenko Infrastruktur disebut sebagai bentuk kesalahpahaman publik.
Melalui pernyataan resminya, Kemenko Infrastruktur menyayangkan adanya unggahan dan pemberitaan di sejumlah media yang langsung mengaitkan peristiwa tersebut dengan kementerian infrastruktur tanpa melakukan konfirmasi.
“Kami sangat menyayangkan adanya pemberitaan dan unggahan yang menyebut rombongan tersebut berasal dari Kemenko Infrastruktur. Kami harap publik lebih berhati-hati agar tidak menimbulkan kesan yang keliru,” tulis pernyataan resmi lembaga tersebut.
Meski spekulasi mengenai rombongan belum sepenuhnya jelas, warganet justru banyak menyoroti keteladanan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sikapnya yang tetap berhenti di lampu merah, meskipun merupakan pejabat negara dan Gubernur DIY, dianggap sebagai contoh nyata kepemimpinan yang sederhana dan patuh aturan.
Salah satu unggahan video itu di media sosial tampak dibanjiri komentar positif dari publik.
“Sultan aja berhenti di lampu merah, masa pejabat lain enggak bisa?” tulis salah satu pengguna di platform X (Twitter) yang disukai ribuan akun.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul “Kronologi Viral Mobil Sultan HB X Disalip Rombongan Berpengawalan, Kemenko Infra: Bukan Kami”.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang