KOMPAS.com — Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) resmi mengambil langkah tegas untuk Indonesia setelah pemerintah membatalkan visa bagi atlet Israel yang akan berlaga di Kejuaraan Dunia Senam Artistik (53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships) di Jakarta pada 19–25 Oktober 2025.
Langkah ini diumumkan langsung oleh IOC dalam pernyataan resminya pada Kamis (23/10/2025).
Organisasi tersebut menilai kebijakan Indonesia bertentangan dengan prinsip dasar Olimpiade yang menolak segala bentuk diskriminasi dalam olahraga.
Baca juga: Israel Langgar Gencatan Senjata, Palestina Minta Pasukan Internasional ke Gaza
“Seluruh atlet, tim, dan ofisial olahraga yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan acara olahraga internasional tanpa bentuk diskriminasi apa pun dari negara tuan rumah, sesuai dengan Piagam Olimpiade dan prinsip dasar tentang non-diskriminasi, otonomi, serta netralitas politik yang menjadi landasan Gerakan Olimpiade,” tulis IOC dalam rilis resmi mereka.
Sebagai tindak lanjut, Komite Eksekutif IOC (IOC Executive Board) memutuskan menghentikan seluruh bentuk komunikasi dan kerja sama dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia.
Keputusan ini mencakup penangguhan pembahasan apa pun terkait penyelenggaraan ajang olahraga di bawah naungan Olimpiade.
“IOC akan menghentikan seluruh bentuk dialog dengan NOC Indonesia mengenai kemungkinan menjadi tuan rumah Olimpiade, Youth Olympic Games, acara Olimpiade, atau konferensi, hingga Pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai bahwa semua peserta akan diizinkan masuk ke negara ini tanpa memandang kebangsaan mereka,” tulis IOC.
Dengan keputusan tersebut, Indonesia tidak lagi dipertimbangkan sebagai calon tuan rumah Olimpiade maupun turnamen olahraga internasional lainnya, sampai ada jaminan resmi dari pemerintah bahwa atlet dari seluruh negara bisa masuk tanpa pengecualian.
IOC juga merekomendasikan seluruh federasi olahraga internasional untuk menunda penyelenggaraan acara apa pun di Indonesia sebelum ada jaminan akses bagi semua peserta.
Selain itu, IOC meminta agar setiap federasi menambahkan klausul non-diskriminasi dalam kontrak penyelenggaraan kompetisi kualifikasi Olimpiade di seluruh dunia.
“IOC meminta NOC Indonesia dan FIG datang ke markas IOC di Lausanne untuk membahas situasi yang terjadi menjelang penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Senam Artistik ke-53.”
“Komite Eksekutif IOC mengingatkan seluruh pihak dalam Gerakan Olimpiade tentang pentingnya akses bebas dan tanpa batas ke negara tuan rumah bagi semua peserta agar dapat mengikuti kompetisi internasional tanpa pembatasan.”
Menpora RI, Erick Thohir, membua langkah terobosan dengan menyederhanakan 191 peraturan menteri (permen) sejak 2009, menjadi 5 hingga 20.Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa keputusan menolak visa atlet Israel tidak terlepas dari sikap politik luar negeri Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
“Sikap ini tentu sejalan dengan arahan Bapak Presiden yang disampaikan dalam berbagai kesempatan, yang terakhir dalam pidatonya di sidang PBB yang sangat keras mengecam Israel yang terus melakukan kekejaman dan kebiadaban terhadap rakyat Palestina di Gaza,” kata Erick Thohir.