KOMPAS.com - Polres Mojokerto Kota mengamankan puluhan remaja, mayoritas pelajar, yang diduga akan mengikuti aksi demonstrasi di Mojokerto Raya, Jawa Timur, Senin (1/9/2025).
Polisi menemukan bukti percakapan di handphone mereka yang berisi ajakan provokatif untuk melakukan tindakan melawan hukum, termasuk membakar fasilitas umum.
Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Herdiawan Arifianto, mengatakan, kegiatan patroli skala besar dilakukan sebagai langkah preventif di tengah situasi yang dinilai tidak kondusif.
Beberapa daerah di Jawa Timur dilaporkan sempat terjadi demo yang merusak fasilitas publik.
“Kami mengamankan puluhan remaja yang mayoritas pelajar sekolah. Mereka berkumpul di sejumlah titik, padahal masih jam pelajaran. Setelah kami cek handphone mereka, ditemukan ajakan untuk mengikuti aksi demo yang hari ini sebenarnya sudah ditiadakan,” kata Herdiawan saat di Polres Mojokerto Kota, Senin malam.
Baca juga: Ketum Kadin Ungkap Banyak Pengusaha Mengeluh Aksi Demo Anarkis Ganggu Bisnis
Herdiawan menjelaskan, lokasi pengamanan tersebar di Alun-alun Wiraraja, Jalan Hayam Wuruk bawah jembatan Gajah Mada, Penarip, kawasan Jogging Track (JT), Hutan Kota Kelurahan Pulorejo, dan sekitarnya.
“Pelajar yang diamankan mayoritas memiliki handphone berisi ajakan provokatif. Kami bawa mereka ke polres agar tidak sampai ajakan di chat itu terwujud di Mojokerto Raya,” tegas AKBP Herdiawan.
Berdasarkan patroli skala besar dan hasil Rakor bersama Forkompinda pada Minggu (31/8/2025) malam, sekolah di Kota Mojokerto tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik di kelas maupun daring.
Herdiawan menambahkan, keberadaan para pelajar di luar sekolah menunjukkan indikasi akan menuju lokasi demo.
“Padahal hari ini mahasiswa maupun pelajar tidak ada yang melakukan penyampaian aspirasi di DPRD kota/kabupaten maupun polres,” ujar Herdiawan.
Baca juga: Demo 1 September di DPR Kondusif, dari Hadirnya Ayah Ojak hingga Massa Bubar Tertib
Puluhan remaja yang diamankan berasal dari Kota dan Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, dan Kabupaten Jombang.
Sebagian sudah bekerja, bahkan ada satu yang sudah menikah. Total 49 orang diamankan beserta sepeda motor mereka di Mapolres Mojokerto Kota untuk proses lebih lanjut.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Mojokerto memastikan seluruh siswa tetap beraktivitas normal di sekolah menyusul adanya rencana aksi demonstrasi di Mojokerto Raya.
Kepala Dikbud Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo, menegaskan, pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa.
“Sekolah tetap masuk seperti biasa, karena sepakat tidak ada unjuk rasa (Unras),” ujar Ruby, Senin. Ia menambahkan, keputusan ini diambil setelah rakor bersama Wali Kota Mojokerto dan Forkopimda pada Minggu malam (31/8/2025) yang melibatkan beberapa OPD dan organisasi kemasyarakatan.