KOMPAS.com - Pertanyaan "apa inspirasi baru yang guru dapatan dari topik CRT?" merupakan pertanyaan yang muncul dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Culturally Responsive Teaching (CRT) merupakan salah satu topik yang ada di Buku Ajar Pembelajaran Mendalam dan Asesmen (Umum) (2025) karya Dini Asri Kusnia Dewi pada Topik 4.
Melansir dari buku Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Pendekatan Culturally Responsive Teaching (2025) karya Triyanto dkk, CRT adalah pendekatan pembelajaran yang menjadikan budaya, kebiasaan, dan pengalaman peserta didik sebagai sumber utama proses belajar.
Pendekatan ini membantu guru mengaitkan materi dengan konteks budaya siswa, membangun ruang belajar yang inklusif, serta menumbuhkan rasa dihargai di kelas.
Berikut jawaban ceritakan apa saja inspirasi, wawasan baru, atau perubahan cara pandang yang bapak/ibu peroleh setelah mempelajari topik ini, dan bagaimana pemahaman tersebut berpotensi memengaruhi cara bapak/ibu merancang dan melaksanakan pembelajaran di kelas ke depan:
Setelah mempelajari topik Culturally Responsive Teaching (CRT), saya mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya mengaitkan pembelajaran dengan latar belakang budaya, nilai, dan pengalaman hidup siswa.
Saya menyadari bahwa setiap peserta didik membawa identitas dan cara pandang unik yang dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sosial, dan budaya.
Sebelumnya, saya cenderung fokus pada penyampaian materi secara seragam tanpa terlalu mempertimbangkan konteks budaya siswa.
Namun setelah memahami konsep CRT, saya menyadari bahwa pembelajaran akan jauh lebih bermakna ketika dikaitkan dengan realitas dan pengalaman siswa.
Pendekatan ini membantu menciptakan kelas yang inklusif, saling menghargai, dan memberi ruang bagi keberagaman untuk tumbuh secara positif.
Saya juga terinspirasi bahwa guru tidak hanya berperan sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan nilai-nilai budaya dengan proses belajar.
Hal ini memperluas cara pandang saya tentang keberagaman, bukan sebagai perbedaan yang memisahkan, tetapi sebagai kekuatan yang memperkaya proses pembelajaran.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia kelas 11 Halaman 40 Kurikulum Merdeka, Mendiskusikan Teks Berita
Pemahaman ini akan sangat memengaruhi cara saya merancang dan melaksanakan pembelajaran. Ke depan, saya akan lebih memperhatikan latar belakang sosial dan budaya siswa sebelum merancang kegiatan belajar.
Saya akan memulai dengan melakukan asesmen sederhana tentang kebiasaan, bahasa, dan nilai-nilai yang hidup di lingkungan siswa agar materi pelajaran dapat dikaitkan dengan konteks yang mereka pahami.
Dalam praktiknya, saya akan menggunakan contoh, cerita, atau kasus yang relevan dengan kehidupan siswa agar pembelajaran terasa dekat dan bermakna.