Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sejarah Kota Makassar, Dulunya Bernama Ujung Pandang

Kompas.com - 09/11/2024, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Dulunya, sebelum 1999, Makassar lebih dikenal dengan sebutan Ujung Pandang.

Nama Makassar sudah disebutkan dalam pupuh 14/3 Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada abad ke-14 sebagai daerah taklukkan Kerajaan Majapahit.

Kendati begitu, Kota Makassar diperkirakan benar-benar berkembang setelah dipimpin oleh Raja Gowa ke-9, Tumaparisi Kallonna (1510-1546) yang memindahkan pusat kerajaan dari pedalaman ke tepi pantai, mendirikan benteng di muara Sungai Jeneberang, dan mengangkat seorang syahbandar untuk mengatur perdagangan.

Bagaimana sejarah Kota Makassar?

Baca juga: Penyebab Runtuhnya Kerajaan Makassar

Sejarah Kota Makassar

Kota Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi, dengan Selat Makassar.

Kota Makassar tergolong sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia jika dilihat dari aspek pembangunan dan demografisnya dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini.

Suku yang mayoritas ada di Kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa.

Pada abad ke-16, Makassar telah berubah menjadi pusat perdagangan yang dominan di Indonesia Timur.

Kala itu, raja-raja Makassar telah menerapkan kebijakan perdagangan bebas yang ketat. Seluruh pengunjung di Makassar berhak berdagang di sana, kecuali VOC yang hendak memperoleh hak monopoli kota Makassar.

Selain itu, perkembangan Makassar juga dipengaruhi oleh faktor agama.

Rakyat Makassar diketahui bersikap toleran terhadap berbagai macam agama yang ada di Makassar, seperti Islam dan Kristen.

Umat Islam dan Kristen diperbolehkan tetap berdagang di Makassar, sehingga lama-kelamaan Makassar menjadi pusat perdagangan penting bagi orang-orang.

Akan tetapi, kontrol kekuasaan Makassar mulai menurun setelah Belanda berhasil memonopoli perdagangan rempah-rempah melalui VOC.

Pada 1669, Belanda bersama dengan Sultan Bone La Tenri Tatta Arung Palakka dan beberapa kerajaan Sekutu Belanda menyerang Kerajaan Gowa-Talloyang dianggap sebagai penghalang untuk menguasai rempah-rempah di Indonesia Timur.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau