KOMPAS.com – Sosok Rajamala, yang kini menjadi maskot Kota Solo, berakar dari kisah mitologi Jawa kuno.
Tokoh ini bukan sekadar figur raksasa pewayangan, melainkan simbol keberanian, pengabdian, dan kesaktian yang diwariskan dalam tradisi Keraton Surakarta.
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Universitas Veteran Bangun Nusantara, Adi Deswijaya menyampaikan, kisah Rajamala tercatat dalam naskah kuno Babad Ageng Baita Kyai Rajamala, yang menjadi sumber utama penelusuran sejarahnya.
“Cerita tentang Rajamala menunjukkan bagaimana simbol dalam budaya Jawa tidak hanya berfungsi sebagai estetika, tetapi juga sarana spiritual dan pengingat nilai luhur,” ujar Adi saat diwawancarai Kompas.com di Universitas Veteran Bangun Nusantara, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Keraton Yogyakarta Dipimpin Raja (Ratu) Perempuan?
Berdasarkan naskah Babad Ageng Baita Kyai Rajamala, Rajamala merupakan putra Dewi Watari, cucu Dewa Arsindra, yang merupakan keturunan dari Dewa Brahma.
Kisah ini berawal ketika Dewa Arsindra diminta untuk menyembuhkan Dewi Kekayi, putri Prabu Kekaya dari Kerajaan Kecakapura.
Sebelumnya, Dewi Kekayi bermimpi bertemu dengan seorang lelaki tampan bernama Resi Palasara, lalu meminta ayahandanya untuk mencari sosok tersebut.
Prabu Kekaya pun mengadakan sayembara untuk menemukan pria dalam mimpi putrinya.
Namun, Dewi Kekayi tidak menemukan sosok yang dimaksud, hingga akhirnya ia bertemu dengan Resi Palasara di luar arena sayembara.
Dari pertemuan itu, keduanya menikah, tetapi kebersamaan mereka tidak berlangsung lama karena Resi Palasara pergi meninggalkan sang istri.
Kesedihan mendalam membuat kesehatan Dewi Kekayi menurun, hingga Dewa Arsindra datang untuk menolongnya.
Dewi Kekayi kemudian dibawa ke Logangga, di tepi Sungai Jamuna, bersama putrinya Dewi Watari dan Dewi Durgandini atau Rara Amis.
Di tempat inilah Dewa Arsindra melakukan doa dan tirakat untuk menyembuhkan sang dewi.
Dalam kisah tersebut, setiap bagian tubuh Dewi Kekayi yang didoakan melahirkan makhluk baru, simbol keseimbangan dan kelahiran kembali.
Dari payudara, lidah, dan rahimnya, lahir berbagai tokoh seperti Arya Kencakarupa, Arya Bamakenca, dan Arya Rupakenca.