KOMPAS.com - Kasus keracunan massal kembali mengguncang Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menyehatkan siswa justru menimbulkan musibah besar.
Hingga Kamis (28/8/2025), jumlah siswa yang menjadi korban keracunan tercatat mencapai 427 orang. Dari total tersebut, 364 siswa harus menjalani perawatan inap, sementara 63 lainnya dirawat jalan.
“Jumlahnya terus bertambah, pagi ini hasil pendataan intel Polres Lebong, jumlah bertambah menjadi 427 orang,” ungkap Aipda Syaiful Anwar, Kasubsi PIDM Humas Polres Lebong, saat dikonfirmasi melalui telepon.
Baca juga: Beredar Foto Menu MBG yang Sebabkan 427 Siswa Keracunan di Lebong Bengkulu
Keracunan massal ini bermula pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Awalnya, 130 siswa dilarikan ke RSUD Lebong karena mengalami gejala muntah dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari bakso, jagung, dan mi.
Namun, jumlah korban terus berdatangan hingga malam hari, memenuhi kapasitas fasilitas kesehatan di daerah tersebut.
Polres Lebong mengambil langkah cepat untuk membantu masyarakat. Kapolres Lebong, AKBP Agoeng Ramadhani, bahkan menyiapkan nomor ponselnya agar warga dapat meminta bantuan langsung, baik berupa layanan kendaraan maupun dukungan kesehatan.
“Nomor ponsel Kapolres 081399107471, warga yang membutuhkan layanan kendaraan atau dukungan kesehatan lainnya, Polres akan bantu. Atau bisa melalui Instagram @polres_lebong,” jelas Aipda Syaiful.
Menurutnya, sebelumnya ada sejumlah siswa yang mengalami keracunan parah tetapi hanya dirawat di rumah. Karena itu, Polres menyiapkan layanan tambahan jika ada kebutuhan mendesak.
Baca juga: Korban Keracunan MBG di Lebong Bengkulu Tembus 281 Anak, RSUD Kewalahan
Sebelumnya, Plt Direktur RSUD Lebong, dr. Eni Efriyani, menyebutkan bahwa pasien awalnya berjumlah 130 orang, tetapi melonjak cepat hingga mencapai 281 anak pada Rabu sore.
“Saat ini, jumlah di RSUD Lebong mencapai 252 pasien. Kalau ditambahkan dari sejumlah puskesmas, totalnya 281 anak,” ungkapnya.
Akibat keterbatasan kapasitas, pasien harus dirawat di berbagai ruang, mulai dari poli anak, selasar, aula, hingga ruang perawatan lain.
Baca juga: Dua Hari Berjalan, Distribusi Menu MBG di Paron Ngawi Dihentikan
Meski demikian, pihak medis telah memberikan langkah penanganan cepat berupa pemberian cairan, antibiotik, dan obat-obatan lainnya.
“Semua siswa masih dalam pengawasan medis yang melibatkan seluruh dokter dan tenaga medis di Kabupaten Lebong,” tambah dr. Eni.
Ia juga menjelaskan bahwa Bupati Lebong, Azhari, menginstruksikan seluruh tenaga medis dikerahkan untuk menangani kasus ini.