KOMPAS.com – Kasus kanker serviks di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan serius dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan lebih dari 20.000 kematian setiap tahun, menurut data Globocan 2022.
Di Jawa Tengah, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 2.515 perempuan terdiagnosis kanker serviks sepanjang 2024, berdasarkan data dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Kabid P2P Dinkes Jateng, Irma Makiah, mengatakan sebagian besar kasus di Indonesia baru terdeteksi pada stadium lanjut.
“Ini berada di urutan kedua sebagai penyebab kematian pada perempuan, dan penyebabnya adalah virus HPV yang biasanya menular melalui hubungan seksual,” ujarnya, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (14/8/2025).
Baca juga: Remaja Jadi Sasaran Vaksin HPV: Ini Alasan Pentingnya Diberikan Sejak Dini
Untuk menekan angka kasus, Dinkes Jateng mempercepat vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) bagi siswa kelas 5 dan 6 SD serta kelas 9 SMP sejak 2023, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, puskesmas, dan sekolah.
Program ini diintegrasikan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada Agustus dan November.
Capaian vaksinasi HPV di Jateng pada 2024 mencapai 132 persen untuk dosis pertama dan 90 persen untuk dosis kedua.
Sasaran vaksinasi mencakup 267.434 anak perempuan kelas 5 SD dan 252.473 anak perempuan di bawah usia 15 tahun (kelas 6 SD dan kelas 9 SMP).
Irma menyebut rencana jangka panjang juga mencakup vaksinasi untuk anak laki-laki.
“Karena penularan melalui hubungan seksual, berarti dari laki-laki juga ada target dalam road map nasional yang sedang diproses,” katanya.
Baca juga: Vaksin HPV Tak Hanya Cegah Kanker Serviks, Ini Penjelasan Dokter Kandungan
Direktur Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan pemerintah menggenjot Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030 dengan target cakupan vaksinasi HPV 90 persen pada anak usia 11–12 tahun di 2030.
“Tahun ini, kami terus memperluas cakupan imunisasi HPV, termasuk untuk remaja perempuan usia 12 dan 15 tahun melalui imunisasi kejar,” ujarnya.
Dokter Spesialis Anak RSHS Bandung, dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), menegaskan edukasi sejak dini sangat penting.
“Vaksin HPV direkomendasikan sebagai imunisasi rutin pada anak usia 11 atau 12 tahun sebelum terpapar virus. Jika terlewat, dua dosis vaksin direkomendasikan sebelum usia 15 tahun,” jelasnya.
Baca juga: Vaksin HPV Aman dan Penting untuk Remaja, Ini Kata Dokter Kandungan
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang