MOSKWA, KOMPAS.com - Ketegangan antara miliarder teknologi Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik perhatian sejumlah pejabat tinggi Rusia.
Beberapa di antaranya bahkan menyampaikan sindiran hingga undangan terbuka bagi Musk untuk memindahkan bisnisnya ke Rusia.
Salah satunya adalah Senator Dmitry Rogozin, mantan Kepala Badan Antariksa Rusia. Ia menyampaikan ajakannya secara langsung kepada Musk melalui platform X, yang dimiliki oleh CEO Tesla tersebut.
Baca juga: Elon Musk Vs Trump, Pengamat: Tesla Sudah Tamat
“Elon, jangan marah! Jika Anda menghadapi masalah yang tidak bisa diatasi di AS, datanglah kepada kami. Di sini Anda akan menemukan kawan-kawan yang dapat diandalkan dan kebebasan penuh dalam kreativitas teknis,” tulis Rogozin, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6/2025).
Komentar tersebut muncul di tengah meningkatnya perseteruan terbuka antara dua tokoh besar Amerika Serikat tersebut, yang kini menjadi bahan ejekan kalangan elite Rusia.
Pernyataan serupa juga disampaikan Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai pejabat tinggi Dewan Keamanan Nasional.
Melalui unggahan di X, Medvedev menyindir konflik antara Donald Trump dan Elon Musk sebagai sesuatu yang layak dimediasi oleh pihak ketiga.
“Kami siap memfasilitasi kesepakatan damai antara D dan E dengan biaya yang wajar dan menerima saham Starlink sebagai pembayaran. Jangan bertengkar, kawan!” tulisnya.
Sindiran-sindiran ini mencerminkan bagaimana Moskwa memanfaatkan kisruh di AS sebagai bahan lelucon sekaligus propaganda politik.
Baca juga: Usai Kalah 0-1 Lawan Indonesia, Suporter China: Bubarkan Timnas!
Margarita Simonyan, Pemimpin Redaksi media pemerintah RT, juga ikut menyindir pertikaian antara dua figur besar AS tersebut.
“Mirip seperti Revolusi Industri Inggris. Hanya saja kebalikannya,” ujar Simonyan dalam pernyataan pedasnya.
Sementara itu, Kirill Dmitriev, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia, menyampaikan komentar satir dengan menyarankan penggunaan chatbot AI untuk menyelesaikan konflik tersebut.
“Mengapa kita semua tidak bisa akur saja?” tulis Dmitriev sebelum melontarkan pertanyaan kepada chatbot Grok, fitur kecerdasan buatan milik X, soal cara mendamaikan Trump dan Musk.
Pemerintah Rusia melalui Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menanggapi polemik ini dengan menyebutnya sebagai urusan domestik Amerika Serikat. Namun, Peskov meyakini bahwa Trump mampu menangani situasi tersebut.
“Presiden menangani sejumlah besar hal yang berbeda pada saat yang sama, beberapa lebih penting dan beberapa kurang penting,” ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah tokoh di Rusia menilai dinamika politik yang bergejolak di Washington justru menjadi keuntungan tersendiri bagi Moskwa. Situasi tersebut dinilai dapat mengalihkan perhatian AS dari isu-isu luar negeri, termasuk konflik di Ukraina.
“Kita bisa senang saja karena mereka tidak punya waktu untuk kita,” kata taipan nasionalis Rusia, Konstantin Malofeyev.
Baca juga: Petronas PHK 5.000 Karyawan, PM Malaysia Angkat Bicara
Ia bahkan menyebut bahwa ini adalah “waktu terbaik untuk membalas” Ukraina, menandakan bagaimana Moskwa melihat kekisruhan internal AS sebagai peluang strategis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.