JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno turun langsung dalam kerja bakti membersihkan Halte Transjakarta Senen Sentral, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Sejak pagi, ia bergabung bersama pelajar, warga sekitar, hingga pengemudi ojek online yang kompak membawa perlengkapan sederhana untuk membantu.
Rano tiba di lokasi sekitar pukul 07.26 WIB dengan mengenakan kaus oranye bertuliskan “Wakil Gubernur” dan slogan Jaga Jakarta di sisi kiri.
Baca juga: Rano Karno Berharap PJJ Sekolah di Jakarta Hanya Sampai Besok
Tidak sekadar meninjau, Rano ikut terlibat langsung dalam gotong royong.
Ia mengecat dinding halte yang penuh coretan vandalisme, memungut puing-puing bangunan, hingga mengangkat besi kerangka yang berserakan di lantai halte.
Di sisi lain, para pengemudi ojek online tampak membawa sapu ijuk dan alat kebersihan sederhana untuk membersihkan area sekitar.
Sementara itu, Pasukan Pelangi yang merupakan gabungan dari PPSU, Dinas Pertamanan dan Kehutanan, Dinas Bina Marga, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Perhubungan, hingga Pemadam Kebakaran, dikerahkan.
Mereka memperbaiki lampu lalu lintas, memulihkan Penerangan Jalan Umum (PJU), serta merapikan taman di kawasan Senen.
Baca juga: Belum Kalkulasi Kerugian Kerusakan Fasum, Rano Karno: Yang Dihitung Kenyamanan Warga
Rano menargetkan wilayah Senen dan sekitarnya dapat kembali normal dalam sepekan.
"Mudah-mudahan dalam minggu ini Atrium Senen harus buka. Ya, karena Jakarta harus hidup. Jakarta harus menghidupkan masyarakatnya," ujar Rano.
Meski mendukung masyarakat menyampaikan aspirasi, Rano mengimbau agar keresahan tidak diluapkan dengan merusak fasilitas publik.
"Cuma saya berharap, Pak Gubernur (Pramono Anung) juga berharap mudah-mudahan fasilitas kita jangan kita rusak, yang rugi kita. Yang paling banyak ruginya adalah waktu, bukan hanya biaya," kata Rano.
Baca juga: Momen Rano, Ojol, hingga Pelajar Gotong Royong Bersihkan Halte Senen yang Dibakar
Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyebut kerusuhan yang dipicu orang tak dikenal (OTK) saat unjuk rasa telah menimbulkan kerugian besar.
“Kerusakan infrastruktur MRT sebesar Rp 3,3 miliar. Transjakarta kurang lebih Rp 41,6 miliar. Kemudian kerusakan CCTV dan infrastruktur lainnya Rp 5,5 miliar sehingga totalnya Rp 55 miliar,” kata Pramono.
Ia merinci, sedikitnya 22 halte Transjakarta terdampak. Enam di antaranya terbakar dan dijarah, sementara 16 halte lainnya mengalami kerusakan berupa vandalisme dan coretan.