Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Nadiem Makarim Minta Kampus Bentuk Dana Abadi

Kompas.com - 27/06/2022, 13:00 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Kebudayan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meminta perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH) membentuk dana abadi.

Tujuan pembentukan dana abadi adalah agar perguruan tinggi bisa menggunakan dana tersebut untuk pengembangan kampus, tanpa mengandalkan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) setiap tahun maupun anggaran dari pemerintah.

Dia menekankan, biaya masuk kuliah harus terjangkau untuk semua orang sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan.

"Kita harus masih menekan dan memastikan bahwa harga entry point masuk untuk universitas tuh affordable (terjangkau) untuk anak-anak kita. Jadi kita enggak bisa terus naikkin UKT," kata Nadiem dalam acara Merdeka Belajar di Jakarta, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Pertumbuhan Uang Beredar Melambat, Ini Penyebabnya

Nadiem tidak memungkiri, pengembangan kampus hanya mengandalkan biaya dari dua sisi, yakni anggaran pemerintah pusat dan dari mahasiswa melalui kenaikan UKT.

Menurut Nadiem, hanya sedikit kampus di Indonesia yang mengandalkan sektor swasta dan kerja sama internasional maupun donasi dari para alumni.

"Kita harus semua bergerak serentak termasuk dengan dukungan pemerintah mendukung inisiatif ini, biar kesadaran Bapak/Ibu sebagai pimpinan perguruan tinggi menyadari bahwa fund raising di luar dari sektor pemerintahan ataupun dari mahasiswa begitu penting," ucap Nadiem.

Adapun untuk membentuk dana abadi, setiap perguruan tinggi negeri diberikan dana awal Rp 6 miliar. Dana ini merupakan dana alokasi dasar tanpa perlu performa kinerja perguruan tinggi.

Baca juga: Nadiem Minta Kampus Negeri Bentuk Dana Abadi, Ada Insentif Rp 455 Miliar pada 2022

Jika perguruan tinggi mampu meningkatkan dana kelolaan dari modal awal Rp 6 miliar, Kemendikbud akan memberikan insentif dari bunga Rp 7 triliun yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Berdasarkan proyeksi Kemendikbud, bunga dari prinsipal Rp 7 triliun pada tahun 2022 mencapai Rp 455 miliar. Kemudian pada tahun 2023 mencapai Rp 350 miliar, dan tahun 2024 tumbuh mencapai Rp 500 miliar.

LPDP sudah menyiapkan dana abadi sebesar Rp 7 triliun yang akan disalurkan kepada PTNBH yang berhasil menggalang dana dari masyarakat. Jadi kita mendorong perguruan tinggi kita untuk membuat dana abadi sendiri," tutur Nadiem.

Bunga akan diberikan sesuai dengan seberapa besar peningkatan dana abadi yang dikelola dari tahun lalu dan tahun berjalan. Kemudian, seberapa besar imbal hasil (return) yang didapat perguruan tinggi.

Nadiem bilang, besaran insentif juga akan berdasarkan jumlah dan jurusan mahasiswa yang terdaftar di PTNBH tersebut.

"Bukan cuma mahasiswa, tapi mahasiswanya di bidang mana. Misalnya humaniora dibandingkan scientist. Kita tahu cost (biaya) kira-kira sains per mahasiswa 1,5 kali lipat, karena infrastruktur yang dibutuhkan dan lain-lain. Itu menjadi konsiderasi (besaran) insentif)," jelas dia.

Baca juga: Temui Ketua MUI, Hotman Paris Minta Maaf soal Promo Miras Holywings

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau