Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bos SKK Migas Berkelakar soal Proyek Abadi Masela...

Kompas.com - 12/01/2024, 22:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto berkelakar soal proyek pengembangan Lapangan Migas Abadi Masela di Laut Arafuru, Maluku.

Dia bilang, karena proyek ini bernama "Abadi" maka tak kunjung rampung dan beroperasi.

Hal tersebut diungkapkan pria yang akrab disapa Tjip itu saat sedang memaparkan perkembangan kinerja sektor hulu migas di sepanjang 2023 yang berlangsung di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

"Ini namanya proyeknya saja yang mungkin kurang pas. Ini namanya Abadi jadi makanya proyeknya abadi, enggak selesai-selesai," kelakar dia.

Baca juga: Proses Akuisisi Rampung, Pertamina dan Petronas Resmi Gantikan Shell di Blok Masela

Ia menuturkan, proyek yang mulanya digarap Inpex Corporation bersama Shell itu sempat terhenti karena beberapa hal. Seperti, mundurnya Shell dari proyek Blok Masela sehingga Inpex perlu mencari mitra baru, serta terjeda akibat pandemi Covid-19.

Hak partisipasi (participating interest/PI) Blok Masela dimiliki oleh Inpex saham sebesar 65 persen dan Shell sebesar 35 persen. Namun pada 2019, Shell menyatakan mundur dan melepas hak partisipasinya dari Blok Masela.

Setelah proses panjang, pada akhirnya PT Pertamina (Persero) bersama BUMN migas asal Malaysia, Petronas, masuk ke proyek Blok Masela dengan mengambil alih hak partisipasi Shell pada akhir Juli 2023. Nilai akuisisi hak partisipasi itu 650 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,75 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS).

Baca juga: Usai Penemuan Cadangan Gas Bumi Jumbo di Andaman, SKK Migas Targetkan 2028-2029 Sudah Produksi

Kini pengajuan revisi rencana pengembangan alias Plan of Development (PoD) Blok Masela pun sudah dilakukan. Dalam PoD itu nantinya akan diterapkan teknologi carbon capture storage (CCS) untuk menekan emisi di blok seluas 2.503 kilometer tersebut.

"Alhamdullilah akhir tahun kemarin sudah diselesaikan semua, baik penjualanan PI shell, kemudian juga masuknya CCS, review PoD, dan sebagainya, itu sudah disetujui," kata Tjip.

Ia pun berharap dengan mulai adanya perkembangan tersebut, proyek Blok Masela bisa mulai beroperasi atau onstream pada 2029 mendatang. Adapun target itu mundur dari sebelumnya direncanakan onstream pada 2027.

Baca juga: Temuan Cadangan Gas di South Andaman, SKK Migas: Masuk 3 Besar Dunia

"Akhir tahun kemain kita kick off. Mudah-mudahan kick off-nya memang bolanya akan menggelinding ke depan, tidak umpan balik, nanti kalau umpan balik bisa goal sendiri. Jadi ini sudah jalan Desember 2023 dan ditargetkan onstream 2029," ucap Tjip sembari berkelakar.

Sebagai informasi, Blok Masela ditargetkan dapat memproduksi gas sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa). Lalu produksi gas pipa sebanyak 150 mmscfd dan 35.000 barel kondensat per hari (BCPD).

Baca juga: Menteri ESDM Minta Blok Masela Mulai Produksi 1 Januari 2030

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau