Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Food Estate Sebelumnya Gagal? Mentan Amran Beri Jawabannya

Kompas.com - 21/03/2025, 19:25 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa proyek food estate di masa lalu mengalami kegagalan karena pendekatan yang tidak menyeluruh.

Menurut Amran, proyek tersebut sebelumnya dijalankan tanpa mempertimbangkan seluruh aspek yang diperlukan untuk keberhasilannya.

"Kenapa gagal food estate? Kenapa gagal (cetak sawah) sejuta hektar? Kenapa gagal semua? Karena pendekatannya parsial, enggak holistik," ujarnya saat menerima Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2025) dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Mentan Amran: Sekarang Food Estate Dikelola secara Holistik, Dulu Tidak

Ia mencontohkan proyek food estate di Merauke, Papua Selatan, yang memberikan lahan luas kepada satu keluarga, tetapi tidak disertai pendampingan teknologi dan infrastruktur yang memadai.

"Kita datang, kemudian ditinggal tanpa teknologi, ya 50 tahun enggak selesai," katanya.

Strategi Baru: Pendekatan Holistik dan Modernisasi

Belajar dari kegagalan sebelumnya, Kementerian Pertanian kini menerapkan pendekatan yang lebih menyeluruh dalam mengelola food estate.

"Itu dulu (tidak holistik). Sekarang ini dikelola secara holistik," kata Amran usai rapat koordinasi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (20/3/2025).

Menurutnya, transformasi pertanian tradisional ke sistem modern menjadi salah satu solusi utama.

"Kami lakukan besar-besaran. Jadi pertanian tradisional menjadi modern. (Pemberian) alat traktor, alat panen, penyimpanan, gudangnya, lengkap," ujar Amran.

Baca juga: Mentan Amran Ungkap Proyek Food Estate Bisa Gagal Jika Parsial dan Tidak Holistik

Transformasi ini, lanjutnya, masih terus berproses dan diharapkan mampu meningkatkan efisiensi serta produktivitas food estate di Indonesia.

"Makanya gagasan kami, agar food estate tidak gagal, maka perlu transformasi dari tradisional ke modern. Ini optimasi lahan, ada milenial dan teknologi, teknologi masuk," tutupnya.

 

Penulis: Nirmala Maulana Achmad

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau