JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Perum Bulog, Marga Taufiq merespons sebuah video viral soal beras merek Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 5 kg yang isinya tak sesuai takaran.
Marga bilang, beras tersebut bukan berasal dari Bulog.
"Yang jelas itu bukan Bulog. Itu bukan beras Bulog," ujar Marga di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Menurut Marga jika beras sudah dilepas dari gudang Bulog maka prosesnya sudah menjadi tanggung jawab pasar.
Baca juga: Beras Impor di Gudang Bulog Berkutu, Dipastikan Tak Dibuat untuk SPHP atau Bansos
Marga menduga, kecurangan isi takaran beras bisa saja terjadi di lapangan.
"Kan bisa saja, misalnya habis nih kantong-nya itu kan habis, diisi lagi sama dia (oknum) pakai kantong beras yang SPHP. Bisa saja begitu," jelasnya.
Sehingga ia menyarankan masyarakat melapor ke Satgas Pangan Polri jika menemukan beras SPHP yang tak sesuai takaran.
"Itu serahkan sama Satgas Pangan lah. Bulog itu hanya menyiapkan beras. Ada Satgas Pangan, kalau ditemukan begitu seperti itu ada Satgas Pangan, laporkan," tambahnya.
Baca juga: Sempat Dihentikan, Penyaluran Beras SPHP Dilanjutkan untuk Stabilkan Harga selama Ramadhan
Dilansir pemberitaan Tribunnews.com, beredar video TikTok yang diunggah akun @sekitar.pontianak pada 20 Februari 2025 menjelaskan soal beras SPHP yang diproduksi Bulog ternyata hanya memiliki timbangan sebesar 4,7-4,8 kilogram (kg).
Orang dalam video tersebut menimbang tiga beras yang masih tersegel dan mendapati ketiganya memiliki bobot kurang dari 5 kg.
Padahal, beras SPHP seharusnya memiliki beban sebesar 5 kg, sebagaimana tertulis pada kemasannya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini