Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Ojol Minta Skema Orderan Hemat Dihapus, Ini Alasannya

Kompas.com - 20/04/2025, 16:17 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) meminta agar aplikator ojek online (ojol) menghapus skema orderan hemat karena dinilai merugikan pengemudi ojol.

Ketua SPAI, Lily Pujiati, mengatakan bahwa skema orderan hemat ini dapat merugikan pengemudi ojol karena bersifat diskriminatif.

Aplikator memprioritaskan pengemudi yang mendaftar skema hemat untuk mendapatkan pesanan lebih banyak, sedangkan bagi pengemudi yang tidak mendaftar akan sepi pesanan.

"SPAI menuntut dihapuskannya program atau skema orderan diskriminatif yang dipraktekkan perusahaan platform," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, dikutip Minggu (20/4/2025).

Baca juga: Benarkah Ojol Wajib Bayar Biaya Langganan?

Dia mencontohkan bahwa pada platform Grab terdapat skema hemat bernama GrabBike Hemat atau Akses Hemat.

Skema ini akan memotong pendapatan pengemudi ojol sebesar Rp 2.000 bila menjalankan pesanan antar penumpang sebanyak 2-5 orderan.

Kemudian, besaran potongan akan bertambah menjadi Rp 3.000 bila menjalankan pesanan dari platform sebanyak 6 orderan atau lebih.

Adapun potongan skema hemat mulai berlaku sejak Februari lalu.

Namun, kemudian potongan yang diambil dari pengemudi ojol menjadi naik mulai April ini, yakni menjadi Rp 20.000 untuk menjalankan pesanan dari aplikator sebanyak 10 orderan atau lebih.

Tidak hanya Grab, aplikator Gojek juga menerapkan skema yang mirip melalui skema argo goceng.

Pengemudi dibebankan potongan hingga Rp 3.300 setiap menjalankan perintah orderan dari aplikator.

Contohnya, saat pengemudi ojol menjalankan pesanan antar makanan, mereka akan memperoleh pendapatan senilai Rp 8.800. Namun, dengan diberlakukannya skema tersebut, pengemudi hanya mendapatkan Rp 5.000.

"Semua potongan itu semakin memberatkan karena selain itu, platform masih melakukan potongan setiap orderan yang dikerjakan pengemudi ojol sebesar 30-50 persen. Belum lagi biaya operasional yang harus ditanggung pengemudi ojol," ungkapnya.

Oleh karenanya, dia meminta pemerintah untuk tegas terhadap aplikator ojol agar menghapus skema tersebut.

Baca juga: Grab Beberkan Alasan Banyak Driver Ojol yang Terima BHR Cuma Rp 50.000

Sebelumnya, Director Mobility and Logistics Grab Indonesia, Tyas Widyastuti, mengatakan bahwa program akses hemat merupakan program tambahan baru yang bersifat opsional kepada mitra pengemudi untuk mendapatkan akses pada layanan GrabBike Hemat.

Ketentuan biaya langganan harian pada program Akses Hemat berbeda di setiap kota dan telah diinformasikan pertama kali saat mitra mendaftar.

"Mitra juga dapat membatalkan penambahan Program Akses Hemat ini kapan saja tanpa biaya apa pun," katanya.

Program Akses Hemat diluncurkan sejak awal tahun 2025 setelah mempertimbangkan masukan mitra pengemudi sebelumnya yang mengeluhkan terkait ketersediaan layanan GrabBike Hemat.

"Namun kami akan terus meninjau program baru ini secara berkala dan akan menerapkan penyesuaian-penyesuaian, jika diperlukan," ucap dia.

Baca juga: Pemerintah Berencana Revisi UU UMKM, Perjuangkan Ojol Masuk Kategori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau