Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasihat Warren Buffett untuk Kelas Menengah: Stop Beli 5 Barang Ini Jika Ingin Kaya

Kompas.com - 22/04/2025, 12:23 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com – Miliarder dunia Warren Buffett dikenal luas sebagai investor ulung dengan filosofi hidup sederhana. Meski memiliki kekayaan lebih dari 140 miliar dollar AS, pendiri Berkshire Hathaway ini tetap memilih hidup hemat, jauh dari gaya hidup mewah yang kerap diasosiasikan dengan para konglomerat.

Buffett percaya bahwa kunci kestabilan finansial bukan terletak pada seberapa besar penghasilan, tetapi pada seberapa bijak seseorang membelanjakan uangnya.

Filosofi Warren Buffett ini kerap ditujukan kepada kelas menengah, yang menurutnya kerap terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak perlu.

Baca juga: Seleksi Ulang ASN yang Akan Pindah ke IKN Dilakukan pada 2026

Dikutip dari New Trader U, berikut lima jenis barang yang sebaiknya dihindari oleh kelas menengah jika ingin membangun masa depan finansial yang lebih stabil:

1. Mobil Baru

Menurut Buffett, membeli mobil baru adalah salah satu keputusan finansial terburuk. Mobil merupakan aset yang mengalami depresiasi sangat cepat—hingga 20 persen hanya dalam satu tahun pertama dan bisa mencapai 60 persen dalam lima tahun.

Contoh paling nyata datang dari Buffett sendiri. Ia mengendarai Cadillac DTS 2006 selama hampir 10 tahun dan baru menggantinya pada 2014 karena desakan putrinya. Bagi Buffett, mobil hanyalah alat transportasi, bukan simbol status.

Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Passive Income: Perspektif Keuangan dan Praktis

2. Langganan Tak Terpakai

Di era digital, langganan bulanan seperti layanan streaming, aplikasi, atau keanggotaan pusat kebugaran bisa dengan mudah menumpuk tanpa disadari. Buffett menyebut ini sebagai "penguras uang senyap"—biaya kecil tapi terus berjalan, meski tidak digunakan.

Ia menyarankan agar setiap orang secara berkala mengevaluasi pengeluaran berlangganan dan mencoret yang tidak benar-benar dibutuhkan. Buffett sendiri dikenal sangat menghargai setiap sen.

Ia bahkan pernah dikabarkan mengambil kembali uang receh dari telepon umum jika panggilannya tidak tersambung.

Baca juga: 7 Cara Mencapai Tujuan Keuangan Menurut Robert Kiyosaki, Patut Dicoba

3. Rumah yang Terlalu Besar

Meski memiliki kemampuan untuk membeli rumah supermewah, Buffett memilih tinggal di rumah yang sama sejak 1958 di Omaha, Nebraska, yang dibelinya seharga 31.500 dollar AS.

Ia memperingatkan agar kelas menengah tidak tergoda untuk terus “naik kelas” dalam urusan tempat tinggal.

Memiliki rumah lebih besar berarti menanggung cicilan, pajak, dan biaya perawatan yang lebih tinggi. Ini semua, kata Buffett, bisa menghambat pertumbuhan kekayaan jangka panjang.

4. Barang Murah Berkualitas Rendah

Buffett menekankan pentingnya membeli barang berkualitas. “Harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa yang Anda dapatkan,” ujarnya.

Baca juga: Kinerja Keuangan 2024 Positif, MARK Buka Peluang Naikkan Dividen

Barang murah sering kali cepat rusak, sehingga justru membuat pengeluaran menjadi lebih besar karena harus sering diganti. Dalam jangka panjang, membeli produk berkualitas tinggi bisa jauh lebih hemat.

Filosofi ini berlaku luas—mulai dari pakaian hingga peralatan rumah tangga. Dengan memilih barang yang tahan lama dan dirawat dengan baik, pengeluaran bisa ditekan secara signifikan.

5. Tiket Lotere

Buffett secara tegas menolak praktik berjudi dan membeli tiket lotere. Menurutnya, aktivitas ini adalah bentuk "pajak" bagi mereka yang tidak memahami matematika dan probabilitas.

Alih-alih berharap pada keberuntungan semu, Buffett menyarankan agar uang tersebut diinvestasikan secara rasional.

Investasi jangka panjang pada aset nyata, kata dia, jauh lebih berpeluang mendatangkan keuntungan dibanding berharap menang lotere.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau