KOMPAS.com – Miliarder dunia Warren Buffett dikenal luas sebagai investor ulung dengan filosofi hidup sederhana. Meski memiliki kekayaan lebih dari 140 miliar dollar AS, pendiri Berkshire Hathaway ini tetap memilih hidup hemat, jauh dari gaya hidup mewah yang kerap diasosiasikan dengan para konglomerat.
Buffett percaya bahwa kunci kestabilan finansial bukan terletak pada seberapa besar penghasilan, tetapi pada seberapa bijak seseorang membelanjakan uangnya.
Filosofi Warren Buffett ini kerap ditujukan kepada kelas menengah, yang menurutnya kerap terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak perlu.
Baca juga: Seleksi Ulang ASN yang Akan Pindah ke IKN Dilakukan pada 2026
Dikutip dari New Trader U, berikut lima jenis barang yang sebaiknya dihindari oleh kelas menengah jika ingin membangun masa depan finansial yang lebih stabil:
Menurut Buffett, membeli mobil baru adalah salah satu keputusan finansial terburuk. Mobil merupakan aset yang mengalami depresiasi sangat cepat—hingga 20 persen hanya dalam satu tahun pertama dan bisa mencapai 60 persen dalam lima tahun.
Contoh paling nyata datang dari Buffett sendiri. Ia mengendarai Cadillac DTS 2006 selama hampir 10 tahun dan baru menggantinya pada 2014 karena desakan putrinya. Bagi Buffett, mobil hanyalah alat transportasi, bukan simbol status.
Baca juga: Keuntungan dan Kerugian Passive Income: Perspektif Keuangan dan Praktis
Di era digital, langganan bulanan seperti layanan streaming, aplikasi, atau keanggotaan pusat kebugaran bisa dengan mudah menumpuk tanpa disadari. Buffett menyebut ini sebagai "penguras uang senyap"—biaya kecil tapi terus berjalan, meski tidak digunakan.
Ia menyarankan agar setiap orang secara berkala mengevaluasi pengeluaran berlangganan dan mencoret yang tidak benar-benar dibutuhkan. Buffett sendiri dikenal sangat menghargai setiap sen.
Ia bahkan pernah dikabarkan mengambil kembali uang receh dari telepon umum jika panggilannya tidak tersambung.
Baca juga: 7 Cara Mencapai Tujuan Keuangan Menurut Robert Kiyosaki, Patut Dicoba
Meski memiliki kemampuan untuk membeli rumah supermewah, Buffett memilih tinggal di rumah yang sama sejak 1958 di Omaha, Nebraska, yang dibelinya seharga 31.500 dollar AS.
Ia memperingatkan agar kelas menengah tidak tergoda untuk terus “naik kelas” dalam urusan tempat tinggal.
Memiliki rumah lebih besar berarti menanggung cicilan, pajak, dan biaya perawatan yang lebih tinggi. Ini semua, kata Buffett, bisa menghambat pertumbuhan kekayaan jangka panjang.
Buffett menekankan pentingnya membeli barang berkualitas. “Harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa yang Anda dapatkan,” ujarnya.
Baca juga: Kinerja Keuangan 2024 Positif, MARK Buka Peluang Naikkan Dividen
Barang murah sering kali cepat rusak, sehingga justru membuat pengeluaran menjadi lebih besar karena harus sering diganti. Dalam jangka panjang, membeli produk berkualitas tinggi bisa jauh lebih hemat.
Filosofi ini berlaku luas—mulai dari pakaian hingga peralatan rumah tangga. Dengan memilih barang yang tahan lama dan dirawat dengan baik, pengeluaran bisa ditekan secara signifikan.
Buffett secara tegas menolak praktik berjudi dan membeli tiket lotere. Menurutnya, aktivitas ini adalah bentuk "pajak" bagi mereka yang tidak memahami matematika dan probabilitas.
Alih-alih berharap pada keberuntungan semu, Buffett menyarankan agar uang tersebut diinvestasikan secara rasional.
Investasi jangka panjang pada aset nyata, kata dia, jauh lebih berpeluang mendatangkan keuntungan dibanding berharap menang lotere.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini