KOMPAS.com – Ketidakpastian ekonomi global kembali membayangi pasar saham. Ketegangan politik di Amerika Serikat (AS), ancaman intervensi terhadap bank sentral, serta kekhawatiran atas arah kebijakan suku bunga membuat investor kembali waspada.
Namun, di tengah volatilitas tersebut, investor legendaris Warren Buffett justru mengingatkan pentingnya tetap tenang dan konsisten.
Pendiri Berkshire Hathaway ini memegang satu prinsip sederhana dalam berinvestasi saat pasar bergejolak.
Baca juga: Prabowo: Kalau Pangan Aman, Enggak Usah Takut Saham Naik Turun...
“Aturan sederhana yang saya ikuti saat membeli saham adalah: takutlah saat orang lain serakah, dan serakahlah saat orang lain takut,” tulis Buffett dalam artikel opini di The New York Times pada 2008, saat krisis finansial global melanda.
Dilansir dari CNBC, kondisi pasar saat ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap independensi The Fed serta dampak kebijakan tarif tinggi Trump yang dinilai bisa mengganggu rantai pasok global dan memicu inflasi.
Dalam jangka pendek, kekhawatiran ini memang beralasan, terlebih bagi investor yang mengandalkan pendapatan dari investasinya, seperti para pensiunan.
Namun bagi Buffett, investasi adalah permainan jangka panjang. Selama tujuan keuangan masih berada puluhan tahun di depan, ia menganjurkan untuk tetap berinvestasi secara konsisten, khususnya saat harga saham turun akibat sentimen negatif pasar.
Baca juga: Prospek Saham Emiten Emas di Tengah Kenaikan Harga dan Hadirnya Bullion Bank
Buffett percaya, penurunan pasar umumnya bersifat sementara. Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan AS yang sehat akan kembali mencetak keuntungan.
Ia menulis, “Ketakutan terhadap prospek jangka panjang perusahaan-perusahaan baik di Amerika sebenarnya tidak masuk akal.”
Sebagai contoh, ketika pasar saham AS terpuruk lebih dari 50 persen dalam krisis 2007–2009, Buffett justru mengalihkan portofolio pribadinya dari obligasi ke saham-saham AS.
Keputusan itu terbukti tepat. Setelah beberapa tahun, pasar kembali pulih dan mencetak rekor baru.
Meski saat ini belum ada kepanikan besar di pasar, Buffett meyakini investor sebaiknya tetap konsisten membeli saham saat harga turun, tak peduli seberapa suram pemberitaan ekonomi.
Baca juga: IHSG Menguat Beruntun, Pasar Saham Menanti Aliran Dana Institusional Domestik
“Dalam jangka panjang, kabar dari pasar saham akan tetap baik,” tulisnya pada 2008.
“Sepanjang abad ke-20, Amerika mengalami dua perang dunia, depresi besar, belasan resesi, krisis keuangan, dan skandal politik. Namun, indeks Dow Jones tetap naik dari 66 menjadi 11.497.”
Bagi investor yang ingin membangun kekayaan secara bertahap, prinsip Buffett tetap relevan: tetap tenang, konsisten berinvestasi, dan manfaatkan ketakutan pasar sebagai peluang.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini