Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Warren Buffett Bangun Kekayaan di Tengah Gejolak Pasar Saham

Kompas.com - 23/04/2025, 15:35 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com – Ketidakpastian ekonomi global kembali membayangi pasar saham. Ketegangan politik di Amerika Serikat (AS), ancaman intervensi terhadap bank sentral, serta kekhawatiran atas arah kebijakan suku bunga membuat investor kembali waspada.

Namun, di tengah volatilitas tersebut, investor legendaris Warren Buffett justru mengingatkan pentingnya tetap tenang dan konsisten.

Pendiri Berkshire Hathaway ini memegang satu prinsip sederhana dalam berinvestasi saat pasar bergejolak.

Baca juga: Prabowo: Kalau Pangan Aman, Enggak Usah Takut Saham Naik Turun...

“Aturan sederhana yang saya ikuti saat membeli saham adalah: takutlah saat orang lain serakah, dan serakahlah saat orang lain takut,” tulis Buffett dalam artikel opini di The New York Times pada 2008, saat krisis finansial global melanda.

Manfaatkan Ketakutan Pasar

Dilansir dari CNBC, kondisi pasar saat ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap independensi The Fed serta dampak kebijakan tarif tinggi Trump yang dinilai bisa mengganggu rantai pasok global dan memicu inflasi.

Dalam jangka pendek, kekhawatiran ini memang beralasan, terlebih bagi investor yang mengandalkan pendapatan dari investasinya, seperti para pensiunan.

Namun bagi Buffett, investasi adalah permainan jangka panjang. Selama tujuan keuangan masih berada puluhan tahun di depan, ia menganjurkan untuk tetap berinvestasi secara konsisten, khususnya saat harga saham turun akibat sentimen negatif pasar.

Baca juga: Prospek Saham Emiten Emas di Tengah Kenaikan Harga dan Hadirnya Bullion Bank

Buffett percaya, penurunan pasar umumnya bersifat sementara. Dalam jangka panjang, perusahaan-perusahaan AS yang sehat akan kembali mencetak keuntungan.

Ia menulis, “Ketakutan terhadap prospek jangka panjang perusahaan-perusahaan baik di Amerika sebenarnya tidak masuk akal.”

Sebagai contoh, ketika pasar saham AS terpuruk lebih dari 50 persen dalam krisis 2007–2009, Buffett justru mengalihkan portofolio pribadinya dari obligasi ke saham-saham AS.

Keputusan itu terbukti tepat. Setelah beberapa tahun, pasar kembali pulih dan mencetak rekor baru.

Optimisme Jangka Panjang

Meski saat ini belum ada kepanikan besar di pasar, Buffett meyakini investor sebaiknya tetap konsisten membeli saham saat harga turun, tak peduli seberapa suram pemberitaan ekonomi.

Baca juga: IHSG Menguat Beruntun, Pasar Saham Menanti Aliran Dana Institusional Domestik

“Dalam jangka panjang, kabar dari pasar saham akan tetap baik,” tulisnya pada 2008.

“Sepanjang abad ke-20, Amerika mengalami dua perang dunia, depresi besar, belasan resesi, krisis keuangan, dan skandal politik. Namun, indeks Dow Jones tetap naik dari 66 menjadi 11.497.”

Bagi investor yang ingin membangun kekayaan secara bertahap, prinsip Buffett tetap relevan: tetap tenang, konsisten berinvestasi, dan manfaatkan ketakutan pasar sebagai peluang.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau