Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsung Akuisisi Perusahaan Pendingin Jerman untuk Dukung Pusat Data AI

Kompas.com - 14/05/2025, 12:44 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-Samsung Electronics resmi mengumumkan akuisisi perusahaan pendingin asal Jerman, FläktGroup, senilai 1,5 miliar euro atau sekitar 1,68 miliar dollar AS (sekitar Rp27,7 triliun, dengan kurs Rp16.520 per dollar AS). Langkah ini menjadi akuisisi terbesar Samsung dalam delapan tahun terakhir.

Perusahaan asal Korea Selatan itu membeli FläktGroup dari Triton, sebuah perusahaan ekuitas swasta. FläktGroup dikenal sebagai produsen sistem pendingin udara dan pemanas untuk sektor komersial dan industri.

Samsung menyebut akuisisi ini sebagai bagian dari strategi memperkuat posisinya dalam industri pusat data, terutama dalam menghadapi lonjakan kebutuhan sistem pendingin yang efisien untuk mendukung kecerdasan buatan (AI).

"Segmen pusat data memiliki hambatan masuk yang tinggi dan membutuhkan pengalaman dalam rantai pasokan global, serta kemampuan untuk menghadirkan desain dan solusi optimal," tulis Samsung dalam pernyataan resminya, dilansir Reuters, Rabu (14/5/2025)..

Mereka memperkirakan akuisisi ini rampung pada akhir 2025.

Baca juga: Elektronik hingga HP Merek Samsung Buatan Mana?

Langkah ini muncul setelah pernyataan Ketua Samsung, Jay Y. Lee, dalam rapat pemegang saham pada Maret lalu.

Saat itu, ia menegaskan perusahaan sedang mencari akuisisi “bermakna” untuk mendorong pertumbuhan, setelah sebelumnya tertinggal dalam memanfaatkan ledakan permintaan chip AI yang dipimpin oleh Nvidia.

Namun, sebagian analis menilai akuisisi FläktGroup belum cukup ambisius.

“Akuisisi ini lebih bertujuan memperkuat lini elektronik konsumen dan alat rumah tangga. Ini bukan kesepakatan besar yang diharapkan pasar,” ujar Greg Roh, Kepala Riset Hyundai Motor Securities.

Samsung memang memiliki lini bisnis alat rumah tangga yang juga mencakup sistem pendingin dan pemanas komersial. Menurut Roh, keputusan ini menunjukkan pendekatan yang lebih konservatif.

“Rasanya perusahaan bermain aman, bukan mengambil taruhan besar,” katanya.

Baca juga: Samsung Waswas, Tarif Impor AS Ancam Ekspor dari Vietnam

Pasar pun bereaksi netral. Saham Samsung naik tipis 0,7 persen, sejalan dengan indeks acuan Kospi.

Sejak mengakuisisi Harman Industries—produsen elektronik otomotif asal AS—senilai 8 miliar dollar AS pada 2017, Samsung belum lagi melakukan pembelian besar. Harman sendiri baru-baru ini membeli bisnis audio milik Masimo, perusahaan asal AS, senilai 350 juta dollar AS (sekitar Rp5,7 triliun).

Samsung menyebut konsumen audio kini menjadi salah satu motor pertumbuhan baru, bersama sistem pendingin dan pemanas, teknologi medis, dan robotika.

Pada Desember 2024, Samsung juga menambah kepemilikan saham di Rainbow Robotics, perusahaan robot asal Korea Selatan, dengan nilai investasi 267 miliar won atau sekitar 189 juta dollar AS (Rp3,1 triliun).

Tahun lalu, Samsung membentuk usaha patungan dengan Lennox, perusahaan asal AS yang bergerak di sektor pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (Heating, Ventilation, and Air Conditioning/HVAC).

Samsung juga sempat disebut sebagai salah satu penawar aset HVAC milik Johnson Controls International, yang akhirnya diakuisisi pesaingnya, Robert Bosch, senilai 8 miliar dollar AS (sekitar Rp132 triliun) pada 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau