Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Ini, Gudang Garam Setop Beli Tembakau Petani Temanggung

Kompas.com - 16/06/2025, 08:42 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber , Antara

KOMPAS.com - PT Gudang Garam Tbk (kode emiten: GGRM) saat ini sudah menghentikan pembelian komoditas tembakau dari ribuan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kepastian ini didapatkan oleh Bupati Temanggung Agus Setyawan usai dirinya berkunjung langsung ke pabrik Gudang Garam yang ada di Kediri. Dirinya mengaku sudah mendapatkan penjelasan dari manajemen perusahaan rokok besar itu.

Ia bilang, faktor anjloknya penjualan rokok menjadi alasan utama GGRM membatasi pengadaan tembakau dari sejumlah daerah, termasuk Temanggung.

"Jadi memang tidak lagi kondusif untuk membeli bahan baku khususnya dari Temanggung," kata Agus dikutip dari Antara, Senin (16/6/2025).

Compang-campingnya penjualan rokok Gudang Garam, kata Agus, juga bisa tampak dari pergerakan harga saham GGRM yang dulu mencapai Rp 90.000 per lembar pada 2019, kini harga sahamnya hanya diperdagangkan senilai Rp 9.600.

Baca juga: Pendapatan Gudang Garam Turun Imbas Cukai Rokok

Menurut dia, kebetulan bahan baku tembakau di PT Gudang Garam itu persediaannya memang sudah berlebih, umpama diproses sesuai dengan produksi di bulan-bulan ini bisa sampai empat tahun ke depan.

Dengan kondisi serba susah seperti itu, pembelian bahak baku tembakau dari petani pun pastinya akan sangat terdampak.

Laba Gudang Garam anjlok

Sementara mengutip KONTAN, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memang melaporkan kinerja negatif di sepanjang periode tahun 2024.

Dari laman keterbukaan informasi, GGRM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 980,8 miliar di tahun 2024. Perolehan itu anjlok 81,57 persen dari posisi tahun 2023 sebesar Rp 5,32 triliun.

Sementara itu, pendapatan GGRM tercatat Rp 98,65 triliun di tahun 2024, turun 17,06 persen dari periode tahun 2023 senilai Rp 118,95 triliun. Sementara, biaya pokok pendapatan mencapai Rp 89,27 triliun, turun dari Rp 104,35 triliun.

Baca juga: Bank OCBC NISP Minta Harta Bos Gudang Garam Disita

Dengan begitu, total pendapatan bersih yang dikurangi biaya pokok pendapatan menghasilkan laba bruto sebesar Rp 9,37 triliun, turun dari Rp 14,59 triliun.

Secara rinci, pendapatan GGRM berasal dari pos sigaret kretek mesin di tahun 2024 mencapai Rp 86,62 triliun, sigaret kretek tangan Rp 9,36 triliun, rokok klobot Rp 9,95 miliar, kertas karton Rp 876,14 miliar, konstruksi Rp 1,57 triliun dan lainnya Rp 211,63 miliar.

GGRM melaporkan total aset Rp 84,93 triliun di tahun 2024, turun dari Rp 92,45 triliun pada tahun sebelumnya.

Total liabilitas perusahaan mencapai Rp 23,02 triliun, turun dari Rp 31,58 triliun. Sementara total ekuitas perusahaan mencapai Rp 61,91 triliun, naik tipis dari Rp 60,86 triliun.

Adapun saldo kas dan setara kas akhir tahun 2024 tercatat Rp 3,33 triliun, turun dari periode tahun sebelumnya Rp 3,61 triliun.

Baca juga: Dua Perusahaan RI Masuk Daftar 500 Bisnis Keluarga Terbesar di Dunia: Gudang Garam dan BCA

(Penulis: Rashif Usman | Editor: Dikky Setiawan)

Artikel ini bersumber dari pemberitaan di KONTAN berjudul "Tahun 2024, Laba Gudang Garam (GGRM) Anjlok 81,58 Persen"

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Bumi Aki Raih Penghargaan di SIAL Shenzhen 2025
Ekbis
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Digitalisasi Data Kependudukan Perkuat Ekonomi dan Inklusi Keuangan
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau