JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini marak penipuan digital berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan seperti deepfake atau account takeover (ATO) yang menyasar seluruh kalangan masyarakat.
Beberapa contoh penipuan ini misalnya adalah adanya video call dari kerabat dengan modus pinjam uang, tetapi nada bicaranya janggal.
Modus lainnya adalah pengiriman SMS yang meminta korban untuk membagikan kode one time password (OTP).
Baca juga: Penipuan Berkedok Seleksi Pegawai, Catut Nama Badan Gizi Nasional
Melihat ancaman tersebut, perusahaan penyedia layanan identitas digital PT Indonesia Digital Identity atau VIDA meluncurkan lama edukatif bernama Where’s The Fraud Hub.
Laman ini dirancang khusus untuk membantu masyarakat mengetahui cara mendeteksi dan memahami modus penipuan yang menggunakan teknologi AI atau kecerdasan buatan.
Founder & Group CEO VIDA Niki Luhur menjelaskan, penipuan berbasis AI bukan lagi bayang-bayang masa depan, melainkan ancaman nyata yang tengah dihadapi masyarakat.
"Kami percaya bahwa edukasi adalah kunci utama dalam memerangi penipuan yang semakin canggih. Melalui Where's The Fraud Hub, VIDA menyediakan wawasan real-time, analisis tren, dan dan literasi publik untuk melindungi identitas digital masyarakat,” ujar dia dalam keterangan resmi, Rabu (7/8/2025).
Baca juga: Kemenpar soal Kasus Penipuan Wisatawan di Labuan Bajo
Ia menambahkan, Where's The Fraud Hub menyediakan white paper, studi kasus, dan data terkini tentang penipuan digital.
Laman ini juga menawarkan panduan praktis mendeteksi penipuan berbasis AI, dan video edukasi publik dan Public Service Announcement (PSA) yang mudah dipahami.