JAKARTA, KOMPAS.com - Sokbreker, sebagai salah satu komponen vital kendaraan, memiliki peran penting dalam meredam guncangan saat berkendara.
Meskipun tampak sepele, kondisi sokbreker yang rusak dapat menyebabkan berbagai masalah serius yang tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga membahayakan keselamatan pengendara.
Baca juga: Wuling Anjlok, Pedagang Mobil Bekas Kesulitan Menentukan Harga
Ilustrasi sokbreker motor bocorCEO GG Suspension, Rivki Gunawan, memberikan peringatan keras mengenai pentingnya perawatan sokbreker.
Ia menekankan, “Sokbreker itu ibarat tulang punggung kendaraan. Kalau dibiarkan rusak, kerusakannya bisa merembet ke komponen lain, dan yang paling berbahaya, bisa mengurangi kendali saat berkendara,” ujar Rivki kepada Kompas.com, Selasa (12/8/2025).
Ketika sokbreker sudah dalam kondisi tidak baik, kenyamanan berkendara dapat berkurang drastis.
Baca juga: Wuling Binguo EV Bekas Kini Hanya Rp 150 Jutaan, Kenapa?
salah satu ciri utama sokbreker yang sulit diservis adalah kerusakan pada bagian as atau batang utama di dalam sokbreker. Kendaraan akan terasa "mental-mentul" ketika melewati jalan yang bergelombang atau berlubang, akibat redaman guncangan yang tidak optimal.
Hal ini dapat mempercepat kerusakan komponen lain, seperti per atau coil spring, serta bushing suspensi.
Bahkan, bisa menyebabkan ban cepat haus.
Baca juga: Intip Spesifikasi BYD Atto 2 yang Diprediksi Dijual di Indonesia
Ilustrasi servis sokbreker motorRivki juga menjelaskan bahwa rusaknya sokbreker berdampak langsung pada kemampuan pengendara dalam mengendalikan kendaraan. “Traksi roda terhadap aspal berkurang, sehingga potensi tergelincir semakin besar,” tambahnya.
Ini jelas menunjukkan bahwa kendaraan yang sulit dikendalikan saat menikung atau mengerem mendadak dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Baca juga: Pajak Kendaraan Jatim 2025: Bebas Denda dan Tunggakan
Kerusakan pada sokbreker juga dapat menyebabkan ban haus tidak merata akibat tekanan yang tidak seimbang.
Ini mengakibatkan umur pakai ban menjadi lebih pendek, yang tentu akan berpengaruh pada pengeluaran perawatan kendaraan.
Bunyi-bunyi tidak normal seperti "gluduk-gluduk" atau hentakan saat melewati jalan rusak sering kali menjadi tanda bahwa sokbreker tidak bekerja dengan baik.
Rivki mengingatkan bahwa dampak lebih jauh dari kerusakan sokbreker dapat memengaruhi sistem pengereman kendaraan.
Tekanan roda ke aspal yang tidak stabil dapat mengakibatkan rem menjadi kurang efektif, terutama dalam kondisi pengereman kuat atau yang disebut sebagai fenomena brake dive.