Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Keraton Kasunanan Solo Dibuka di Tengah Konflik Internal, Dinilai Tak Berizin Raja

Kompas.com - 30/12/2022, 16:50 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Wisata Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah kembali dibuka untuk masyarakat umum, di tengah konflik internal yang sedang memanas.

Pembukaan wisata ini diinisiasi oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Solo, melalui pintu utama Kori Kamandungan, sejak Selasa (27/12/2022).

Setiap wisatawan yang datang akan dipandu dengan sejumlah tour guide, setiap wisatawan tidak ditarik tarif masuk dan setiap rombongan dibatasi waktu hanya 15 menit saja di dalam lingkungan Keraton Kasunanan Solo.

Baca juga: Alasan LDA Keraton Solo Beri Gelar Kanjeng Raden Tumenggung kepada Gus Samsudin: Dia Tokoh Masyarakat

"Sebelumnya banyak yang kecelek (kecewa) sudah datang ke keraton tapi tidak bisa masuk. Ini kan kota wisata, sekalian momen Tahun Baru juga," kata Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA) KPH Eddy Wirabhumi.

Baca juga: Polisi Kekeh Mediasi Konflik Keraton Solo: Internal, Tidak Perlu Libatkan Pihak Luar

Meskipun banyak wisatawan antusias untuk masuk, akan tetapi keadaan internal keraton sedang tidak baik-baik saja.

Sebab, pembukaan ini, berada di tengah konflik Keraton Kasunanan Solo yang mulai memanas pada akhir tahun 2022, lantaran aksi dugaan pencurian, penganiayaan dan pengeroyokan itu.

Itulah yang memunculkan adanya masalah soal pengelolaan wisata Keraton Kasunanan Solo, yang diklaim tidak memiliki izin dari Sri Susuhunan Pakubuwana XIII.

Pihak Sri Susuhunan Pakubuwana XIII menjelaskan, pembukaam wisata itu tidak memiliki izin dari Raja Kasunanan Solo itu.

"Jadi gini, wisata yang dibuka itu tidak seizin dari Sinuwun. Area yang dibuka itu, area privat untuk abdi dalem dan sentono atau masyarakat umum yang dapat otoritas khusus dari Raja," kata Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat.

Di sisi lain, Dani menjelaskan alasan sebenarnya pembukaan wisata itu juga tidak diketahui olehnya.

Dimungkinkan, akan dilaksanakan penutupan kembali atas tindakan yang dilaksanakan LDA.

"Biar yang masuk itu abdi dalem yang bertugas dan yang diutus. Tidak serta merta masuk bebas ini. Yang sebenarnya, otoritas dari Raja," katanya.

"Pada struktur Keraton Kasunanan Solo, tidak mengenal Lembaga Dewan Adat secara turun-temurun, itu tidak ada," lanjutnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Banjir Bandang di Nagekeo NTT, 3 Orang Ditemukan Tewas dan 4 Masih Hilang
Regional
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Bom Ikan dan Sampah Ancam Warisan Perang Dunia II di Laut Jayapura
Regional
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
600 Honorer R4 Terancam Dirumahkan, Ini Langkah DPRD Nunukan
Regional
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Rumah Warga Jumapolo Karanganyar Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 250 Juta
Regional
Pura-pura Jadi 'Customer', Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Pura-pura Jadi "Customer", Perampok Indomaret Batam Berakhir di Sel Polisi
Regional
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Banjir Lahar Tutup Jalan Menuju 6 Desa di Flores Timur, Akses Warga Terganggu
Regional
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Polisi Tangkap Ayah-Anak Penjagal Anjing di Pekanbaru, Pelaku Jual Daging B1 Rp 75.000 Per Kilo
Regional
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Polisi Aniaya Mahasiswa di Ruang SPKT Polres Manggarai NTT hingga Babak Belur, Keluarga Minta Usut Tuntas
Regional
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Hotel Da Vienna Batam Diduga Hindari Pajak Rp 5 Miliar, Kini Diselidiki Kejari
Regional
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program 'Minum Kopi Kita', Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Pemerintah Papua Pegunungan Luncurkan Program "Minum Kopi Kita", Sediakan Kopi Gratis untuk ASN Setiap Senin dan Kamis
Regional
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Pria Peleceh Bocah di Jambi Baru Keluar Penjara karena Kasus yang Sama
Regional
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Pedagang Cabai Ditikam Preman Pasar Angso Duo Jambi, 2 Korban Jalani Operasi
Regional
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau