LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Pulau Monyet merupakan salah satu pulau terdekat dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sesuai namanya, pulau ini hanya dihuni oleh monyet.
Namun, meski tak dihuni manusia, pantai di Pulau Monyet dipenuhi sampah plastik.
Stefan Rafael, salah satu pegiat lingkungan di Labuan Bajo, mengatakan bahwa pada dua pekan lalu, ia bersama puluhan relawan dari Labuan Bajo memungut sampah di Pulau Monyet tersebut.
Baca juga: RDP Privatisasi Pantai Labuan Bajo Ricuh, Nyaris Baku Pukul, Simak Kronologinya
Di pantai pulau itu, ia bersama warga menemukan sampah anorganik seperti botol minuman, kardus, dan botol kaca yang menumpuk.
"Kami angkat 471 kilogram sampah plastik di pesisir dalam durasi waktu hanya 10 menit," ungkap Rafael saat dikonfirmasi Rabu (30/4/2025).
Sampah-sampah dari pulau itu, lanjut dia, dibuang ke tempat pembuangan sampah yang sudah disiapkan oleh pemerintah setempat.
Baca juga: Polairud Gagalkan Penyelundupan 100 Detonator untuk Bom Ikan di Labuan Bajo NTT
Menurut dia, fenomena sampah menumpuk di pulau yang tak berpenghuni tersebut bukan kali pertama terjadi, melainkan sudah berulang-ulang.
Dia menduga, sampah-sampah tersebut merupakan dampak dari ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Sampah dari pegiat pariwisata alam kawasan Komodo kita," katanya.
Ia menegaskan, sampah-sampah di Pulau Monyet bukan bersumber dari warga Labuan Bajo. Sebab, dari Labuan Bajo, warga butuh bahan bakar untuk membuang sampah ke pulau itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat, Vinsen Gande, mengatakan, pihaknya belum mengecek ke pantai Pulau Monyet yang dipenuhi sampah tersebut.
"Kami belum sempat cek lokasi, sehingga belum bisa memastikan jenisnya dan sumbernya," kata Vinsen saat dihubungi Rabu sore.
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, mengatakan, sampah yang dihasilkan dari operasi kapal ditampung dan dibawa ke fasilitas penerimaan di pelabuhan.
"Saat ini terdapat 3 kontainer untuk penampungan sampah yang setiap hari diangkut oleh Dinas LHK Pemkab ke TPA di Warloka," kata Stephanus.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini