KEDIRI, KOMPAS.com- Sejak beberapa bulan ini Aditya Daiva Ardhani (13) terpaksa tidak masuk sekolah. Bocah yang seharusnya duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut harus merawat kedua orangtuanya yang sakit stroke.
Adit dan kedua orangtuanya yakni Priyanto (48) dan Samini (39), kini tinggal di Dusun Kuningan, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
Sebelumnya mereka tinggal di sebuah kamar kontrakan yang ada di Kabupaten Blitar.
Baca juga: Perjuangan Mbah Tono, Pemulung di Ponorogo yang Berangkat Haji Setelah 26 Tahun Menabung
Di Kediri, mereka menempati sebuah rumah peninggalan ibu Samini. Kondisi rumah itu pun jauh dari kata layak.
Beberapa bagian dari rumah tersebut tak beratap setelah rusak tertimpa pasir letusan Gunung Kelud tahun 2014.
Di rumah itu, Adit dengan sabar merawat ayah ibunya yang mengalami stroke. Kedua orangtuanya bukan hanya tak bisa bekerja, namun memerlukan bantuan untuk menjalankan setiap aktivitas.
“Saya yang nyapu, masak, dan mencuci,” ujar Adit saat ditemui oleh Kompas.com di rumahnya di Kediri, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu
Adit mengaku ikhlas merawat orangtuanya, namun sebagai seorang anak, dia juga berharap bisa meneruskan sekolahnya yang terhenti.
“Agar sekolahnya yang terhenti bisa lanjut lagi,” harap Adit.
Adit saat menemani Sarmini, ibunya, yang tengah sakit stroke di rumahnya di Dusun. Kuningan Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa, Timur, Selasa (14/5/2024).Ayah Adit, Priyanto mengatakan, kondisi ini adalah takdir yang harus dijalaninya.
Mulanya hanya istrinya yang sakit stroke namun ternyata dirinya mengalami sakit yang sama sehingga tidak bisa menjalankan pekerjaannya sebagai tukang bangunan.
“Semoga ke depannya menjadi semakin baik dan Adit bisa sabar,” pungkas Priyanto sambil meneteskan air mata.
Baca juga: Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri
Agus Setyo Budi, kakak dari Samini mengatakan, selama ini keluarga tidak pernah lepas tangan dengan kondisi keluarga adiknya itu.
“Samini merantau sejak sebelum tahun 2010. Lalu menikah dapat orang Blitar itu” ujar Agus.